Pendidikan Pranikah dan Parenting Penting untuk Calon Pengantin

Ermiati Ketua Harian P2TP2A Kota Padang

PADANG, METRO–Pernikahan dini atau usia remaja dapat menghadirkan berbagai ma­salah dan risiko yang signifikan bagi pasangan. Penyebabnya beragam, mulai dari dijodohkan oleh keluarga hingga pergaulan bebas.

Ketua Harian Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Padang, Ermiati menu­tur­kan dalam sebuah perni­kaha dibutuhkan dua orang untuk membuatnya ber­hasil, diantaranya ada pe­mahaman dan keper­ca­yaan yang baik antara pa­sangan.

“Remaja pada umumnya tidak tahu masalah yang akan mereka hadapi saat menikah dini. Dengan de­mikian pernikahan dini berisiko menimbulkan banyak masalah. Misalnya kekerasan dalam berumah tangga,” kata Ermiati, Jumat (3/9).

Ermiati juga menjelaskan kebanyakan penyebab pernikahan dini terjadi ka­rena pergaulan yang tidak terkontrol, pergaulan bebas, hingga mudahnya me­ng­akses informasi yang tidak ada batasnya.

“Pernikahan dini nantinnya akan berpengaruh pada organ reproduksi, selain itu mental dan psikologis merasa terganggu se­bab belum siap untuk mem­besarkan anak,” ujar­nya.

Ia juga menambahkan, di usia remaja, mereka cenderung masih ingin ber­main dan mencari jati dirinya. Mereka belum siap menghadapi permasalahan lainnya.

“Hingga akhirnya hal ini menjadi  beban. Tidak hanya berpengaruh   pada organ reproduksi tapi juga berpengaruh pada per­kem­bangan psikis,” sebutnya.

Dia menambahkan,  ti­dak bisa dipungkiri  beberapa sebagian memang su­dah siap menikah di usia yang lebih awal, namun kebanyakan kasus dijumpai,  rumah tangganya tidak akan bertahan lama.

“Jika kita lihat dari segi kesehatan dan kemampuan berpikir, kebanyakan kasus  pernikahan yang dialami oleh anak-anak belum paham bagaimana kehidupan  rumah tangga,” ujarnya.

Untuk mencegah terjadinya pernikahan dini, ia menekankan pentingnya pendekatan komunikasi dan pemahaman orang tua, mulai dari pergaulan anak, hingga mengawasi tontonan anak. “Komunikasi  menjadi langkah awal untuk keterbukaan, mencari solusi apa yang dibutuhkan anak, kebanyakan orang tua tidak peduli dengan siapa anaknya bergaul,” jelas dia.

Menurutnya, seseorang dikatakan sudah siap menikah apabila mempunyai cara berpikir, mental dan perekonomian yang baik. Selain itu, memahami latar belakang dari masing-masing pasangan.

“Banyak kasus ditemukan menikah di usia dini banyak yang gagal, sebab itu, sebelum menikah pentingnya pendidikan pranikah dan parenting bagi calon pengantin.  Kewajiban sebagai seorang suami dan istri yang harus dipelajari,” lugasnya. (rel)

Exit mobile version