PADANG, METRO–Dinas Kesehatan (dinkes) Kota Padang mencatat capaian Intervensi Serentak Pencegahan Stunting (ISPS) mencapai 98, 64 persen. Gerakan tersebut merupakan aksi bersama dalam mengatasi stunting yang dapat berdampak pada pertumbuhan balita yang digelar selama Juni 2024.
Kepala Dinas Kesehatan, dr. Srikurnia menjelaskan kegiatan intervensi serentak penanganan stunting bertujuan untuk meningkatkan kunjungan dan cakupan sasaran ke posyandu dan mendeteksi masalah gizi, serta memberikan edukasi pencegahan stunting kepada seluruh sasaran yang memiliki masalah gizi.
“Tanggal 30 Juni kemarin, merupakan hari terakhir pelaksanaan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting (ISPS). Data sasaran 58.212 balita, namun yang kita jumpai di lapangan dan telah dilakukan pengukuran sebanyak 57.418 balita, itu artinya mencapai 98,64 persen,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, dr. Srikurnia Yati, Senin (1/7).
Dia menjelaskan setelah dilakukan pengkuran berdasarkan by name by address ditemukan sebanyak 1.598 balita stunting. “Ini bukan hanya sebagai data, tentunya kita berkomitmen untuk menyiapkan langkah konkret mengatasi persoalan stunting,” jelasnya.
Mempercepat Penurunan Angka Stunting
Di sisi lain, sata ini Pemko berkomitmen untuk mempercepat penurunan angka stunting. Setelah dilakukan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting (ISPS) ditemukan 1.598 balita stunting di Kota Padang.
Srikurnia Yati menjelaskan upaya Pemko Padang dalam menurunkan angka stunting terus digencarkan, seperti pencegahan stunting dimulai dari calon pengantin, yang mana masing-masing Puskesmas bekerjasama dengan Kantor Urusan Agama (KUA).
“Calon Pengantin (Catin) harus melakukan skrining awal dan penyuluhan, bagaimana persiapan kehamilan, gizi yang diterima calon ibu, penanganan bayi, jangan sampai melahirkan anak stunting,” jelasnya.
Kemudian, berlanjut pada ibu hamil, berdasarkan program Kementerian Kesehatan, dalam masa kehamilan sembilan bulan harus melakukan pemeriksaan sebanyak enam kali ke puskesmas.
“Untuk pemeriksaan Skrining Lingkar Lengan Atas (LiLa) pada ibu hamil mencapai 96,2 persen. Hampir semua ibu hamil sudah melakukan kesehatan dan skrining,” sambungnya.
Selanjutnya, Pemberian Makanan Tambahan (PMT), yang menyasar kepada anak stunting. Kemudian, nantinya juga akan dilakukan deteksi tumbuh kembang anak.
“Kita terus melakukan intervensi. Jika menemui anak-anak yang stunting, langsung dilakukan deteksi dini tumbuh kembang anak. Kemudian apabila anaknya bermasalah, kita akan rujuk ke RSUD Rasidin untuk ditindaklanjuti,” jelasnya. (brm)