AIATAWA, METRO–Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Sosial melaksanakan kegiatan pembinaan terpadu kepada anak jalanan, di Batalyon Infantri 133/Yudha Sakti, Air Tawar, Kamis (27/6). Dibuka langsung oleh Pj Sekda Kota Padang Yosefriawan, puluhan anak jalanan mendapat pembinaan.
“Berdasarkan pantauan atau identifikasi yang telah dilakukan Pemerintah Kota Padang, bahwa tidak semua anak jalanan adalah akibat dari faktor kemiskinan keluarga saja. Akan tetapi sebagian anak yang turun ke jalanan sebagai pemenuhan kebutuhan psikis belaka, seperti keinginan untuk menyalurkan minat dan berkumpul dengan rekan-rekan mereka,” kata Yosefriawan.
Dijelaskan, sesuai amanat Undang-Undang No 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan Peraturan Pemerintah No 31 tahun 1980 tentang Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis menegaskan bahwa gelandangan dan pengemis tidak sesuai dengan norma kehidupan Bangsa Indonesia yang berdasarkan UUD 1945. Sebab itu, Pemko Padang perlu untuk melakukan upaya pembinaan kepada anak jalanan. Hal ini dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda dan meraih bonus demografi di tahun 2045.
Sementara, Kepala Dinas Sosial Heriza Syafani menyebut, pembinaan yang dilakukan kepada anak jalanan bersifat rehabilitasi. Hal ini telah tertuang dalam Peraturan Wali Kota Padang No 41 tahun 2017 Tentang Tata Cara Pembinaan Anak Jalanan terdiri dari, Prefentif, Represif, dan Rehabilitasi.
“Salah satu bentuk rehabilitasi adalah melalui pembinaan pola terpadu yang bekerja sama dengan Batalyon 133 Padang,” katanya.
Kegiatan pembinaan pola terpadu anak jalanan ini sudah lima kali dilakukan oleh Pemerintah Kota Padang. Pada tahun ini, anak yang mendapat pembinaan berjumlah 20 orang dengan sasaran umur 17 tahun ke bawah.
“Kegiatan ini bertujuan agar mengurangi angka anak jalanan di Kota Padang, kemudian memberikan efek jera kepada anak jalanan agar tidak lagi melakukan aktifitas di jalanan. Selain itu juga meningkatkan ketertiban dan keamanan di Kota Padang, karena kita mengetahui bahwa Padang adalah magnet bagi para pencari pekarjaan dari berbagai daerah, salah satunya pengemis, pedagang asongan, dan anak jalanan,” katanya. (brm)