Olah Sampah Jadi Emas, PPST Unand Kumpulkan 53 Kepingan Emas dari Program Nabuang Sarok Semen Padang

REWARD KEPINGAN EMAS— Direktur Keuangan & Umum PT Semen Padang, Oktoweri menyerahkan kepingan emas dari program menabung sampah berbasis aplikasi, “Nabuang Sarok Semen Padang”, kepada Rektor Unand Efa Yonnedi, di gedung Rektorat Unand.

LIMAU MANIH, METRO–Upaya Universitas Andalas (Unand) dalam mengolah sam­pah organik berupa daun dan ranting melalui Pusat Penge­lolaan Sampah Terpatu (PPST), berhasil menghasilkan 53 ke­pingan emas dari program Na­buang Sarok PT Semen Pa­dang.

Pada Jumat (15/3) sore, ke­pingan emas dari program me­na­bung sampah berbasis apli­kasi itu diserahkan oleh Direktur Keuangan & Umum PT Semen Padang, Oktoweri, kepada Rektor Unand, Dr. Efa Yon­nedi, S.E., MPPM, Akt., CA, CRGP, di Rektorat Unand.

“Terima kasih kepada Unand yang telah ikut men­dukung program Na­buang Sarok. Program ber­ba­sis aplikasi ini menawarkan banyak reward, salah satunya emas. Unand sen­diri mendapatkan 53 kepingan emas dari program ini,” kata Oktoweri usai acara penyerahan puluhan keping emas kepada Rektor Unand.

Oktoweri mengatakan, puluhan keping emas ini diserahkan ke Unand, karena PPST Unand telah menyetorkan sampah daun dan ranting yang telah diolah menjadi produk teknologi olah sampah dari sumber (TOSS) ke program Na­buang Sarok, jumlahnya sekitar 9 ton.

“Bagi Semen Padang sendiri, produk TOSS berupa residu biomassa kering itu akan dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif yang dapat mensubstitusi bahan bakar batubara dalam proses produksi semen di pabrik,” ujar Oktoweri.

Kepala Departemen Perencanaan & Pengendalian Produksi PT Semen Padang, Juke Ismara, yang turut hadir mendampingi Oktoweri menambahkan bahwa PT Semen Padang melalui program Nabuang Sarok menerima berbagai jenis sampah. Sampah yang diterima oleh Na­buang Sarok ditukar menjadi poin.

“Nah, PPST Unand sen­diri mendapatkan puluhan kepingan emas dari Na­buang Sarok Semen Pa­dang, karena berdasarkan akumulasikan poin yang telah dikumpulkan selama ini. Semoga, poin yang didapat dari Nabuang Sarok ini semakin memotivasi banyak pihak untuk mengolah sampah dari sumber,” katanya.

Program Nabuang Sarok ini, lanjutnya, telah diluncurkan PT Semen Pa­dang pada 5 Juli 2022 lalu untuk membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan sampah. Bahkan, sejak diluncurkan, program sudah banyak dimanfaatkan oleh sejumlah instansi dan juga ma­sya­rakat.

“Saat ini, sudah ada sekitar 150 ton sampah yang telah terkumpul di Na­buang Sarok. Sampah ter­sebut berasal dari 1400 member Nabuang Sarok yang terdiri dari masya­ra­kat sekitar perusahaan, juga dari sejumlah instansi dan sekolah-sekolah, serta Bank Sampah, dan juga kelompok nelayan,” bebernya.

Rektor Unand, Efa Yon­nedi, mengucapkan terima kasih kepada PT Semen Padang yang telah memberikan puluhan kepingan emas sebagai reward dari poin yang telah dikumpulkan oleh PPST Unand selama ini di program Nabuang Sarok.

“Kami sangat senang dengan reward emas yang kami dapat. Tentunya, reward ini mengartikan bahwa Unand sendiri berhasil mengolah sampah menjadi emas. Ini luar biasa sekali,” kata mantan Dekan Fakultas Ekonomi Unand ini.

Sampah dan ranting kering yang diolah menjadi residu biomassa kering ini, tambah Rektor, berasal dari daun-daun kering yang dikumpulkan dari sekitar lingkungan kampus. “Dalam pengolahannya, PPST Unand menggunakan teknologi TOSS,” ujarnya.

Dikutip dari laman Unand, Dr. Ir. Fadjar Goembira, S.T., M.Sc. selaku Tim Green Campus UNAND menjelaskan bahwa tek­nologi TOSS ini memiliki prinsip untuk mengolah sampah menjadi bahan bakar alternatif, sehingga masalah sampah dapat teratasi.

“Jadi, bahan bakar alternatif ini dapat digunakan oleh PLN dan Pabrik Semen untuk mengganti sebagian bahan bakar batubara, sehingga tidak hanya ma­salah sampah dapat diselesaikan, namun bahan bakar fosil dapat diganti menjadi non-fosil,” katanya. (ren/rel)

Exit mobile version