Diduga Pungli ke Perusahaan Stockpile Batu Bara, Demo Kantor Camat, Warga Minta Ketua RT Dicopot

LUBEG, METRO Puluhan warga RT 05 RW 04 Parak Laweh Pulau Aia Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung, mendatangi kantor camat, Kamis (2/11). Mereka meminta Ketua RT dicopot dari jabatan. Warga membawa karton yang bertuliskan aspirasi mereka. “Ketua RT 05 sering membuat berita palsu/ hoaks ke seluruh lembaga,” tulis dalam salah satu spanduk tersebut. Dan banyak lagi tulisan-tulisan lainnya yang mengarah kepada ketua RT yang tidak disebutkan namanya. Spanduk itu mereka maksud karena lingkungan tempat tinggalnya tidak ada masyarakat yang terkena Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat masih beroperasinya perusahaan stockpile batu bara di kawasan itu. Salah seorang pendemo, warga Parak Laweh, Meta Febrianto, mengatakan bahwa ketua RT tersebut telah melakukan pungli terhadap salah satu perusahaan stockpile dengan mengatasnamakan warga. “Ketua RT kami terlalu arogan terhadap warga, sering berkata-kata kasar. Selain itu juga meminta uang ke perusahaan dengan mengatasnamakan warga, sementara warga tidak ada yang dapat,” katanya. Dijelaskan Meta, ketua RT tersebut meminta uang ke perusahaan tersebut dengan modus untuk membayar dampak ganti rugi yang dialami masyarakat, namun uang tersebut tidak sampai ke warga. Meski setiap hari menghirup kabut dari udara akibat dekatnya rumah mereka dari perusahaan-perusahaan stockpile batu bara, namun dia tidak membenarkan adanya masyarakat Parak Laweh yang mengidap penyakit ISPA yang tinggal di pekarangan dekat wilayah industri tersebut.  Tak lama setelah berorasi, perwakilan masyarakat tersebut, diterima pihak Kecamatan Lubuk Begalung, dan mempersilahkan para perwakilan tersebut untuk menyampaikan aspirasi dan keluh kesah yang dialami warga. “Laporan kami terima dan akan diproses sesuai dengan mekanisme, yaitu dengan memanggil pihak kelurahan, dan menggali lebih dalam tentang seperti apa kasus ini sebenarnya,” kata Kasi Pemerintahan Camat Lubeg, Yudi Jhonary Pratama. “Warga meminta untuk mengganti ketua RT, namun akan kami pelajari lebih dalam lagi, tentang bagaimana kondisi sebenarnya di lapangan,” lanjutnya. Namun, dia enggan untuk menjelaskan seperti apa alasan masyarakat yang bersikukuh untuk mengganti Ketua RT tersebut, hingga aspirasi tersebut sampai ke kantor Kecamatan Lubuk Begalung ini. Dia juga mengatakan akan melakukan konfirmasi dan menghubungi pihak-pihak terkait untuk meminta keterangan, dan selanjutnya warga akan dikabari lagi untuk tindakan seperti apa yang bisa dilakukan. Sementara itu, Lurah Parak Laweh Pulau Aia Nan XX, Vebrinanda, mengatakan bahwa beberapa minggu lalu, masyarakat tersebut juga sudah melakukan aksi unjuk rasa ke kantor Lurah. “Beberapa pekan lalu, masyarakat ini sudah datang ke kantor lurah untuk menyampaikan aspirasi untuk menghentikan ketua RT. Jadi, kalau benar ingin mengganti ketua RT, silahkan buat surat pernyataan untuk pergantian yang ditandatangani oleh masyarakat tersebut,” jelas Vebrinanda. Namun, katanya, hingga saat ini, pihak masyarakat yang diminta untuk membuat surat tersebut tidak kunjung diserahkan ke kelurahan. “Saya tidak bisa mengganti RT sembarangan, kita memiliki mekanismenya,” lanjutnya. Dia juga mengatakan, tidak mengetahui pasti bagaimana perlakuan ketua RT tersebut kepada warga apakah benar seperti yang disampaikan warga tersebut atau tidak. Tetapi yang jelas, katanya, seluruh administrasi di RT 05 selalu berjalan baik. Tidak hanya itu, demo tersebut berlanjut ke Polsek Lubuk Begalung. Di sana, masyarakat mengadukan ketua RT tersebut dengan tuduhan melakukan pungli terhadap perusahaan Stockpile batu bara. (cr2)

LUBEG, METRO–Puluhan warga RT 05 RW 04 Parak Laweh Pulau Aia Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung, mendatangi kantor camat, Kamis (2/11). Mereka meminta Ketua RT dicopot dari jabatan.

Warga membawa karton yang bertuliskan aspirasi mereka. “Ketua RT 05 sering membuat berita palsu/ hoaks ke seluruh lembaga,” tulis dalam salah sa­tu spanduk tersebut. Dan banyak lagi tulisan-tulisan lainnya yang mengarah kepada ketua RT yang tidak disebutkan namanya.

Spanduk itu mereka mak­­sud karena lingkungan tempat tinggalnya tidak ada masyarakat yang ter­kena Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat masih beroperasinya perusahaan stockpile batu bara di kawasan itu.

Salah seorang pende­mo, warga Parak Laweh, Meta Febrianto, mengatakan bahwa ketua RT tersebut telah melakukan pungli terhadap salah satu perusahaan stockpile dengan mengatasnamakan warga.

“Ketua RT kami terlalu arogan terhadap warga, sering berkata-kata kasar. Selain itu juga meminta uang ke perusahaan dengan mengatasnamakan warga, sementara warga tidak ada yang dapat,” katanya.

Dijelaskan Meta, ketua RT tersebut meminta uang ke perusahaan tersebut dengan modus untuk mem­bayar dampak ganti rugi yang dialami masya­ra­kat, namun uang tersebut tidak sampai ke warga.

Meski setiap hari menghirup kabut dari udara akibat dekatnya rumah mereka dari perusahaan-pe­ru­sa­haan stockpile batu ba­ra, namun dia tidak mem­be­narkan adanya masya­ra­kat Parak Laweh yang mengi­dap penyakit ISPA yang tinggal di pekarangan dekat wilayah industri ter­sebut. 

Tak lama setelah berorasi, perwakilan masya­rakat tersebut, diterima pihak Kecamatan Lubuk Begalung, dan mempersilahkan para perwakilan tersebut untuk menyampaikan aspirasi dan keluh kesah yang dialami warga.

“Laporan kami terima dan akan diproses sesuai dengan mekanisme, yaitu dengan memanggil pihak kelurahan, dan menggali lebih dalam tentang seperti apa kasus ini sebenarnya,” kata Kasi Pemerintahan Camat Lubeg, Yudi Jhonary Pratama.

“Warga meminta untuk mengganti ketua RT, namun akan kami pelajari lebih dalam lagi, tentang bagaimana kondisi sebenarnya di lapangan,” lanjutnya.

Namun, dia enggan untuk menjelaskan seperti apa alasan masyarakat yang bersikukuh untuk meng­­ganti Ketua RT tersebut, hingga aspirasi tersebut sampai ke kantor Kecamatan Lubuk Begalung ini.

Dia juga mengatakan akan melakukan konfirmasi dan menghubungi pihak-pihak terkait untuk meminta keterangan, dan selanjutnya warga akan dikabari lagi untuk tindakan seperti apa yang bisa dilakukan.

Sementara itu, Lurah Parak Laweh Pulau Aia Nan XX, Vebrinanda, mengatakan bahwa beberapa minggu lalu, masyarakat tersebut juga sudah melakukan aksi unjuk rasa ke kantor Lurah.

“Beberapa pekan lalu, masyarakat ini sudah datang ke kantor lurah untuk menyampaikan aspirasi untuk menghentikan ketua RT. Jadi, kalau benar ingin mengganti ketua RT, silahkan buat surat pernyataan untuk pergantian yang di­tan­datangani oleh masya­ra­kat tersebut,” jelas Vebrinanda.

Namun, katanya, hingga saat ini, pihak ma­sya­rakat yang diminta untuk membuat surat tersebut tidak kunjung diserahkan ke kelurahan. “Saya tidak bisa mengganti RT sembarangan, kita memiliki mekanismenya,” lanjutnya.

Dia juga mengatakan, tidak mengetahui pasti bagaimana perlakuan ketua RT tersebut kepada warga apakah benar seperti yang disampaikan warga tersebut atau tidak. Tetapi yang jelas, katanya, seluruh administrasi di RT 05 selalu berjalan baik.

Tidak hanya itu, demo tersebut berlanjut ke Pol­sek Lubuk Begalung. Di sana, masyarakat mengadukan ketua RT tersebut dengan tuduhan melakukan pungli terhadap perusahaan Stockpile batu ba­ra. (cr2)

Exit mobile version