Viral Brimob Masuk Masjid Raya Sumbar Pakai Sepatu, Kapolda dan Pengurus Masjid Pastikan Bukan Tempat Shalat

KLARIFIKASI— Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono bersama pengurus Masjid Raya Sumbar, Yuzardi Ma’ad mengklarifikasi soal Brimob yang pakai sepatu masuk masjid membubarkan massa.

PADANG, METRO–Jagad maya dihebohkan dengan video yang memperlihatkan sejumlah anggota Brimob Polda Sumbar menginjak karpet sajadah di lantai 1 Masjid Raya Sumbar memakai sepatu. Peristiwa yang viral di media sosial itu terjadi pada Sabtu sore (5/8)

Dalam video yang beredar di jagad maya, terlihat personel Brimob itu meminta massa dari Nagari Air Bangis, Kecamatan Sei Bremas, Kabupaten Pasaman Barat, yang sudah hampir seminggu menginap di masjid tersebut untuk segera keluar.

Di dalam ruangan itu, terlihatbentangan sajadah panjang. Sedangkan dindingnya berwarna putih. Beberapa personel terlihat menginjak karpet berwarna merah yang persis dengan karpet shalat dengan menggunakan sepatu untuk meminta para pengunjuk rasa keluar.

Namun, pengurus Masjid Raya Sumatra Barat (Sumbar), Yuzardi Ma’ad memberikan penjelasan terkait beredarnya video yang memperlihatkan beberapa anggota Polisi memasuki ruangan Masjid Raya Sumbar tanpa membuka alas kaki saat melakukan pembubaran massa demonstrasi tersebut.

Menurutnya, tidak ada yang salah di situ. Itu bukan ruang sholat tapi merupakan sebuah aula yang terletak dilantai dasar masjid, sedangkan karpet yang terlihat dalam video itu adalah bekas alas tidur. Sebelumnya, ruangan itu diperuntukan sebagai tempat istirahat peserta aksi demontrasi asal Nagari Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat.

Setelah melihat postingan tersebut di media sosial, ia merasa terpanggil untuk menjelaskan situasi sebenarnya agar tidak menjadi fitnah, kebetulan saat kejadian ia berada langsung di lokasi.

“Saya sudah melihat video tersebut di media sosial, komentar netizen banyak yang keliru. Kita khawatir, itu bisa memancing kesalahpahaman, itu kenapa saya merasa perlu untuk menjelaskan,” ungkap Yuzardi Ma’ad di Padang, Sabtu (5/8).

Kapolda Pastikan Bukan Tempat Shalat

Sementara, Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono, memastikan bahwa anggotanya tidak ada masuk ke tempat ibadah shalat di Mesjid Raya Sumbar menggunakan sepatu. Menurutnya, ruangan yang dimasuiki anggota bukan ruang shalat tapi di lantai dasar tempat para pengunjuk rasa beristirahat.

“Saya pastikan itu bukan area suci tempat shalat, melainkan aula yang memang digunakan sebagai tempat bertemunya atau pelaksanaan kegiatan oleh Pemprov. Bahkan, masyarakat yang masuk kesana juga dengan sandal dan alas kaki. Simpang siur terkait dengan nginjak-nginjak tempat ibadah sudah saya jelaskan bahwa itu adalah lantai dasar dan bukan tempat ibadah,” katanya menjelaskan.

Menurut Irjen Pol Suharyono, permintaan segera membubarkan diri tersebut disampaikan anggotanya karena pengunjuk rasa telah bertindak di luar kesepakatan awal. Dikatakannya, sebelumnya pendemo menuntut agar mereka diizinkan untuk berorasi dan berdialog dengan Gubernur Sumbar guna menyampaikan aspirasi sejak senin (31/7) lalu.

Ternyata aksi tersebut terus berlanjut hingga siang ini, padahal sebelumnya mereka telah bertemu dan berdialog dengan Gubernur.  Ia bersyukur, meskipun setelah hari keenam masyarakat bersedia mengakhiri aksinya secara suka rela. Tanpa adanya paksaan, tanpa adanya intimidasi. Ia menegaskan, dalam tahun politik ini pihaknya sangat memerlukan kerja sama dan bantuan dari segala pihak untuk menjaga keamanan dan ketertiban ditengah masyarakat.

“Hari ini kita memiliki 2 kesimpulan, pertama situasi Kamtibmas di Sumbar terkait aksi unjuk rasa sudah kembali aman dan terkendali, kedua adanya video beredar yang menarasikan polisi mengusir paksa demonstran hingga ke dalam Masjid bahkan menginjak-injak tikar shalat dengan sepatu. Saya tegaskan itu tidak benar, itu bukan di ruang shalat tapi di lantai dasar tempat para pengunjuk rasa beristirahat. Tolong itu jangan diplesetkan,” ucap Kapolda Sumbar.

Ia berharap, masyarakat dapat melihat situasi ini dengan bijak dan objektif, jangan sampai respon masyarakat menyebabkan situasi menjadi keruh sehingga menimbulkan fitnah, ia mengajak semua pihak untuk menghindari tindakan-tindakan provokatif.

“Semua telah bekerja optimal, mereka telah bertindak sesuai aturan dan humanis. Kita mesti hargai itu,” harap Irjen Pol Suharyono.

Berdasarkan pantauan lapangan, selepas ashar peserta aksi unjuk rasa telah membubarkan diri dan kembali ke kediaman masing-masing menggunakan beberapa unit bus yang sebelumnya telah disediakan oleh Pemprov Sumbar dan Pemkab Pasaman Barat. (fan)

Exit mobile version