Derita Pendemo Masyarakat Air Bangis, Menginap di Masjid Raya Sumbar, Kedinginan, Anak dan Balita Diserang ISPA, Tak Ada Baju Ganti

BANTU PENGOBATAN— Tim gabungan dari Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) bersama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Padang menurunkan tim untuk membantu mengobati pengunjuk rasa asal Kabupaten Pasaman Barat, yang bantyak diserang penyakit, Selasa (1/8) malam di Masjid Raya Sumbar.

KHATIB, METRO–Sekitar 1.500 masyarakat dari Air Bangis yang melakukan aksi unjuk rasa sejak Senin (31/7) hingga Selasa (1/8) di Kota Pa­dang. Sepanjang itu pula, masya­rakat yang berasal dari empat kampung di Pasaman Barat (Pas­bar) itu menginap di Masjid Raya Sumbar.

Dari ribuan pendemo ter­sebut, terlihat juga kaum hawa dengan membawa anak-anak yang masih di bawah umur. Koordinator Lapangan Pe­serta Unjuk Rasa, Aris Sili­tonga mengatakan, kondisi para pendemo saat ini sangat memprihatinkan.

Ia menyebut banyak anak-anak yang kedinginan dan tak memiliki baju ganti. Meski demikian, pihaknya bersyukur karena bantuan sudah mulai datang.

“Hanya saja, kami mengalami kesulitan karena kami kurang data detil, di sana kendalanya. Untuk saat ini, sudah mulai dilakukan pemeriksaan kesehatan juga,” katanya, Selasa (2/8) malam.

Aris mengatakan, aksi unjuk rasa dilakukan ma­syarakat demi memperjuangkan hak mereka dan meminta agar saudara me­­reka yang ditahan polisi dibebaskan.

“Kami hanya ingin jaminan keberlangsungan hi­dup kami, kami ingin konflik lahan ini diselesaikan. Kemudian, lepaskan saudara kami yang ditahan di Polda kalau hanya beralasan beraktivitas di hutan kawasan,” katanya.

Ia juga meminta pemerintah dan aparat menghentikan penangkapan ma­syarakat yang beraktivitas di hutan kawasan. “Ka­rena jika ini terus terjadi, lebih baik tangkap kami semua. Karena kami semua tinggal di hutan kawasan, itu intinya,” katanya.

Apapun yang hendak dilakukan pemerintah, katanya, masyarakat hanya berjuang untuk sejengkal perut semata. “Apapun itu yang mau dijadikan di sana, kami hanya ingin mempertahankan kehidupan keluarga, untuk generasi pe­nerus kami,” katanya.

Menurutnya, konflik yang terjadi sudah terjadi sejak tahun 2016 dan kian memanas sejak tahun 2023 lalu.

Aris memastikan bahwa masyarakat Air Bangis akan terus bertahan hingga tuntutan mereka dipe­nuhi dan Gubernur Sumbar menemui mereka.

Hingga Selasa malam, sejumlah masyarakat terlihat berkumpul di pelataran Masjid Raya Sumbar. Selain itu, bantuan juga mulai berdatangan, seperti pakaian layak guna, makanan, minuman, obat-obatan hingga tim medis dari instansi terkait.

Anak dan Balita Sakit

Sementara itu, tim ga­bungan dari Bulan Sabit Me­rah Indonesia (BSMI) bersama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Padang menurunkan tim untuk membantu mengobati pengunjuk rasa asal Kabupaten Pasaman Barat, terkait dengan konflik agra­ria.

“Selasa malam (1/8), kami mendapat informasi bahwa pengunjuk rasa di Masjid Raya Sumbar sudah mulai menderita demam, batuk, dan mencret,” kata Koordinator Lapangan Tim gabungan BSMI dan IDI Padang dokter Fitria Heny, Rabu (2/8).

Pada hari pertama aksi kemanusiaan tersebut, tim memprioritaskan memeriksa dan mengobati anak-anak serta orang tua yang perlu segera mendapatkan pengobatan. Selain pengobatan umum, dr Heny juga memberikan terapi pengobatan dengan metode akupunktur.

“Kami langsung turun ke lapangan setelah berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan koordinator lapangan pengunjuk rasa,” kata Heny yang juga Sekretaris IDI Kota Padang tersebut.

Dia menjelaskan pengobatan tersebut tahap awal asesmen, dengan prioritas untuk pasien yang membutuhkan pertolongan sesegera mungkin.

“Asesmen singkat kami menyimpulkan bahwa kondisi anak-anak dan orang tua sudah rentan,” ucapnya.

Bahkan, banyak yang sudah menderita infeksi saluran pernapasan akut (ispa). Jika pengunjuk rasa masih bertahan di Masjid Raya, BSMI dan IDI Kota Padang berencana membuat posko kesehatan. (cr2)

Exit mobile version