Bantu Kebutuhan Elpiji 3 Kg, Hendri Septa Apresiasi Andre Rosiade, Timbun Gas Melon, Pemko Padang bakal Sanksi Pedagang

CEK PANGKALAN— Wali Kota Padang Hendri Septa saatmelakukan meninjau penyaluran tambahan gas LPG 3 kilogram bersama Anggota DPR-RI Andre Rosiade di salah satu pangkalan elpiji di kawasan Pitameh Kecamatan Lubuk Begalung, Senin (31/7) lalu.

LUBEG, METRO–Wali Kota Padang Hendri Septa mengapresiasi respon dan gerak cepat Anggota DPR-RI Komisi VI Andre Rosiade yang telah membantu masyarakat Kota Padang mencukupi kebutuhan gas elpiji 3 kilogram.

Hal tersebut disampaikan Wako Hendri Septa saat meninjau penyaluran tambahan gas LPG 3 kilogram bersama Anggota DPR-RI Andre Rosiade di salah satu pangkalan elpiji di kawasan Pitameh Kecamatan Lubuk Begalung, Senin (31/7).

“Atas nama pribadi dan Pemerintah Kota Padang kami mengucapkan terimakasih kepada Anggota DPR-RI Andre Rosiade yang telah membantu ma­syarakat Kota Padang. Semoga hal seperti terus berlanjut sehingga dapat meringankan kebutuhan ma­syarakat,” ucapnya.

Wako memuji perjuangan Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra itu dalam mengatasi kelangkaan gas LPG 3 kilogram. Bahkan, secara terang-terangan Hendri mengakui Andre Rosiade selalu berjuang memperhatikan kepentingan masyarakat, terutama menyangkut ha­jat hidup orang banyak.

“Tentu kami dari Pemko Padang memberi apresiasi kepada Andre Rosiade atas perjuangannya dan semoga mudah-mudahan tidak ada lagi kelangkaan (gas LPG 3 kilogram),” katanya.

Meski demikian, Hendri Septa juga meminta kepada spekulan untuk tidak menimbun kebutuhan ma­syarakat, seperti gas LPG 3 kilogram. “Jangan mencari keuntungan dari penderitaan masyarakat, itu permohonan kami,” katanya.

Dia berharap gas LPG 3 kilogram benar-benar digunakan dan diperuntukkan untuk masyarakat ku­rang mampu. “Bagi yang di atas itu atau mungkin perusahaan, pelaku usaha rumah makan dan lain-lain tidak menggunakan LPG yang dikhususkan untuk masyarakat Kota Padang,” katanya.

Dia mengatakan, penggunaan gas sebagai bahan bakar alternatif merupakan salah satu program pemerintah yang sudah lama ada, terutama semenjak masa pandemi Co­vid-19.

“Kami meng­kam­pa­nye­kan untuk mengkonversi penggunaan minyak ta­nah menjadi gas LPG. Ini­lah pilihan untuk masya­rakat dan tentunya gas LPG 3 kilogram inilah yang nanti diberikan kepada masyarakat kurang mampu,” katanya.

Pihaknya melalui Dinas Perdagangan (Disdag), ka­ta politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu telah meminta adanya laporan seperti yang disampaikan di publik, yakni kelangkaan gas LPG 3 kilogram.

“Tentu kami akan ber­tindak, kami tidak segan-segan bersama pihak kepolisian dan TNI langsung mengecek tempat-tempat pendistribusian bagi gas LPG 3 kilogram,” katanya.

Jika kedapatan menimbun, katanya, pihaknya tidak akan segan-segan memberikan sanksi tegas.

“Sanksi tegas, mungkin izinnya dicabut dan lain-lainnya bisa saja dibuat seperti itu, karena terbukti tidak menyebarkan kepada pasar gas LPG 3 kilogram,” tegas wako.

Bantah Pengurangan

Sementara itu, Pertamina membantah telah mengurangi pasokan gas bersubsidi LPG 3 kilogram di Kota Padang.

Sales Area Manager (SAM) Pertamina Sumbar, Narotama Aulia Fazri mengatakan, pihaknya telah menyalurkan 107 persen kuota gas LPG 3 kilogram selama beberapa waktu belakangan ini.

Narotama tidak menampik bahwa penambahan gas LPG 3 kilogram berdasarkan informasi yang beredar dan aspirasi Anggota DPR RI Komisi VI, Andre Rosiade.

“Untuk memperkuat stok di pangkalan, sesuai aspirasi dari Pak Andre Rosiade tadi juga menjawab kebutuhan masya­rakat untuk memperkuat stok, kami salurkan lagi dalam beberapa hari ke depan yang sudah dimulai sejak Minggu kemarin, 240 ribu tabung tambahan untuk seluruh Sumbar,” katanya.

Secara keseluruhan, kata Narotama, kuota gas LPG 3 kilogram di Sumbar mencapai 131 ribu metrik ton dalam satu tahun.

Narotama juga mewanti-wanti pangkalan yang menjual gas LPG 3 kilogram di luar Harga Eceran Tertinggi (HET) di Sumbar, yakni Rp17 ribu.

Jika harga gas dijual di pangkalan di luar HET, ia meminta masyarakat langsung melaporkan kepada pihaknya melalui layanan Call Center 135 atau langsung ke kantor Pertamina Sumbar di Jalan Veteran, Kecamatan Padang Barat.

“Kami akan langsung sanksi pangkalannya, tapi apabila di pengecer, memang jangkauan kami tidak sejauh itu, jadi media bisa membedakan, kami meminta pengecer tidak perlu menjual di atas HET, sehingga itu yang membuat membeli LPG (3 kilogram) dengan harga mahal),” katanya.

Ketika disinggung terkait pelaku pengoplosan gas LPG 3 kilogram yang ditangkap beberapa waktu lalu oleh kepolisian, Narotama mengaku sudah berkoordinasi dengan Polresta Padang dan mengapresiasi temuan tersebut.

“Karena pengoplos ini­lah yang menjadi penye­bab kelangkaan salah satu kelangkaan gas LPG 3 kilogram di pasaran, harusnya langsung dijual ke ma­sya­rakat, namun dioplos dan dijual dalam harga seperti Bright Gas yang harganya keekonomian,” katanya.

Sejauh ini hasil penyelidikan kepolisian belum ada laporan keterlibatan pangkalan atau agen, jika ada pasti kami sanksi, se­per­ti yang sudah-sudah ka­mi lakukan sebelumnya,” sambung Narotama.

Dirinya menilai, kelangkaan gas LPG 3 kilogram terjadi karena ada peningkatan kebutuhan ma­sya­rakat. Untuk menjawab itu, pihaknya sudah mendropping gas LPG 3 kilogram tambahan.

“Selain itu ada pihak-pihak yang melakukan pe­nye­lewengan, kemudian ada peningkatan kebutuhan masyarakat, terus ada pihak-pihak tidak berhak, tapi ikut juga menggunakan, kira-kira itu,” tuturnya. (cr2)

Exit mobile version