“Karena apa? Karena permintaan bertambah dan masyarakat kelas menengah (ke atas) ikut serta mengkonsumsi LPG 3 kilogram, sedangkan aturan regulasinya tidak ada mengatur bahwa penggunaan LPG 3 kilogram itu hanya untuk kelompok (masyarakat) miskin ke bawah, itu tidak ada,” katanya.
Menurutnya, kelangkaan LPG 3 kilogram terjadi lantaran permintaan yang meningkat, namun subsidi yang diberikan pemerintah dan ditugaskan ke Pertamina itu tetap. “Jadi tentu pemerintah (dalam hal ini) Kementerian ESDM harus membuat aturan yang jelas atau Kementerian Keuangan menambahkan subsidi, sehingga tidak terjadi kelangkaan,” katanya.
Andre menilai Pertamina sudah menggelontorkan jauh lebih tinggi dari kuota resmi yang ada di Sumbar, yakni 107 persen, 7 persen lebih tinggi dari kebutuhan Sumbar. “Namun faktanya terjadi kelangkaan ini. Jadi, Pertamina, Hiswana Migas sudah bergandengan tangan dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan (LPG 3 kilogram) untuk masyarakat Sumbar, sudah 107 persen,” katanya.
Sebagai mitra kerja dari Pertamina, Andre Rosiade mengucapkan terima kasih dan respons cepat dari Direktur Utama (Dirut) Pertamina, Nicke Widyawati, Dirut Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan dan SAM Pertamina Sumbar, Narotama Aulia Fazri yang bergerak dan merespons cepat permintaan dan aspirasi dirinya. “Sehingga kami sudah melakukan sebelumnya di Bukittinggi dan Padang Panjang hari ini ada dua pangkalan di Kota Padang,” tuturnya.
Wali Kota Padang Hendri Septa mengucapkan terima kasih kepada Andre Rosiade yang selalu berjuang memperhatikan kepentingan masyarakat. Hari ini memastikan Pertamina menyalurkan LPG 3 Kg bahkan menambahnya. “Memang ini problema, tidak saja hanya di Kota Padang, tapi juga di kota lain. Kami apresiasi kepada Andre Rosiade atas perjuangannya dan mudah-mudahan tidak ada lagi kelangkaan,” katanya.
Hendri Septa juga berpesan kepada seluruh spekulan, mohon dengan tidak menimbun kebutuhan masyarakat. “Jangan mencari keuntungan dari penderitaan masyarakat, itu permohonan kami. Harapan kami gas LPG 3 kilogram ini digunakan untuk masyarakat kurang mampu,” katanya.
Sementara itu SAM Pertamina Sumbar Narotama, menyampaikan apresiasi atas koordinasi dan komunikasi aktif yang dilakukan legislator Andre Rosiade terhadap penyaluran LPG 3 Kg di wilayah Sumbar. “Apabila ada informasi terkait pelayanan penyaluran LPG, masyarakat bisa menghubungi Pertamina Call Center di 135, tim Pertamina akan merespon secepatnya. Kami siap bersinergi dengan stakeholders terkait penyaluran energi bagi masyarakat,” tutup Narotama.
Dia menyebut, Pertamina berkomitmen untuk menyalurkan LPG 3 Kg ke masyarakat. Pertamina tidak pernah mengurangi pasokan LPG. “Kami telah menyalurkan lebih dari 1,2 juta tabung dan jika dibanding periode yang sama tahun lalu, angka tahun ini lebih tinggi. Bahkan saat ini, tren penyaluran LPG setiap bulannya ke masyarakat mengalami kenaikkan di Sumbar,” ungkap Narotama.
Narotama Aulia Fazri mengatakan, pihaknya telah menyalurkan 107 persen kuota gas LPG 3 kilogram selama beberapa waktu belakangan ini. Narotama tidak menampik bahwa penambahan gas LPG 3 kilogram berdasarkan informasi yang beredar dan aspirasi Anggota DPR RI Komisi VI, Andre Rosiade.
“Untuk memperkuat stok di pangkalan, sesuai aspirasi dari Pak Andre Rosiade tadi juga menjawab kebutuhan masyarakat untuk memperkuat stok, kami salurkan lagi dalam beberapa hari ke depan yang sudah dimulai sejak Minggu kemarin, 240 ribu tabung tambahan untuk seluruh Sumbar,” katanya.
Secara keseluruhan, kata Narotama, kuota gas LPG 3 kilogram di Sumbar mencapai 131 ribu metrik ton dalam satu tahun. “Bahkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, kami menyalurkan lebih dari 2 juta tabung, dibanding tahun lalu. Jadi, peningkatan penyaluran itu sudah kami lakukan,” katanya.
Narotama juga mewanti-wanti pangkalan yang menjual gas LPG 3 kilogram di luar Harga Eceran Tertinggi (HET) di Sumbar, yakni Rp17 ribu. Jika harga gas dijual di pangkalan di luar HET, ia meminta masyarakat langsung melaporkan kepada pihaknya melalui layanan Call Center 135 atau langsung ke kantor Pertamina Sumbar di Jalan Veteran, Kecamatan Padang Barat.
“Kami akan langsung sanksi pangkalannya, tapi apabila di pengecer, memang jangkauan kami tidak sejauh itu, jadi media bisa membedakan, kami meminta pengecer tidak perlu menjual di atas HET, sehingga itu yang membuat membeli LPG (3 kilogram) dengan harga mahal),” katanya. (*)