Disdik Sumbar Janjikan Cari Solusi Kelas Jauh SMAN 1

Barlius Kepala Disdik Sumbar

DINAS Pendidikan (Dis­dik) Sumbar mencarikan so­lusi terbaik atas persoalan kelas jauh (kampus II) SMA N 1 yang dinilai orang tua siswa tidak setara secara kualitas dan fasilitas dengan kampus I.

“Kita akan rapatkan de­ngan pihak terkait soal kelas jauh SMA N 1 ini untuk men­carikan solusi terbaik,” kata Kepala Dinas Pendidikan Sum­bar, Barlius, Senin (26/9).

Ia menjelaskan pem­bu­kaan kelas jauh SMA N 1 ini se­benarnya solusi untuk tun­tutan orang tua siswa agar bisa masuk sekolah negeri.

Sejak awal orang tua siswa sudah tahu persoalan ke­kurangan lokal di kampus I jalan Belanti Raya, Lolong Belanti. Sehingga anak-anaknya ditempatkan di kelas jauh yaitu ruang kelas SMA Bunda jalan Bunda Ulak Karang.

“Kita sudah menjalin komitmen dengan Yaya­san pemilik SMA Bunda untuk menggunakan ruang kelas bagi kampus jauh SMA N 1. Guru-guru yang ditempatkan di sana juga berada dalam satu manajemen SMA N 1 Padang dengan materi ajar yang sama. Harusnya tidak ada masalah,” ujarnya.

Namun dalam perjalanannya, orang tua siswa menilai kualitas kelas jauh SMA N 1 baik secara materi ajar maupun fasilitas belajar jauh berbeda dengan kampus I.

Orang tua siswa tersebut melakukan aksi de­mon­strasi ke Kantor Gu­ber­nur Sumbar agar anak-anak mereka bisa pindah belajar ke kampus I SMA N 1 Padang agar mendapatkan perlakuan yang sama.

Salah seorang orang tua siswa, Rori Paslah mengatakan pada 14 September 2022 perwakilan orang tua siswa sudah melakukan audiensi dengan Dinas Pendidikan Sumbar.

Saat itu, Disdik sudah menjawab aspirasi orang tua siswa dengan menyetujui siswa di kampus II pindah ke kampus I SMAN 1, dengan catatan semua fasilitas yang kurang di Kampus I SMAN 1 agar dilengkapi oleh orang tua siswa.

 “Kami dari orang tua siswa, Sabtu (17/9) sudah gotong royong bersama dan melengkapi fasilitas di Kampus I SMAN 1 Padang. Ada 72 kursi untuk dua kelas yang kita beli untuk disediakan. Kita juga memasang kanopi untuk lo­rong sekolah untuk antisipasi hujan dengan harapan anak-anak kami bisa belajar di kampus I,” ungkapnya.

Saat itu Dinas Pendidikan Sumbar menurutnya menjanjikan Senin dan Selasa (19-20/9) sudah bisa pindah. Namun, kenya­taan­­nya tidak bisa pindah. “Kami dan anakanak su­dah kecewa. Mental anak-anak kami sudah “­down”. Bahkan Senin (26/9) ini tadi kami tadi sepakat ke kampus I lakukan upacara. Tapi se­lesai upacara, anak-anak tidak dibolehkan belajar di kampus I dan diminta belajar di kampus II dengan alasan guru-guru sudah menunggu di kampus II. Padahal kan bisa gurunya diminta pindah ke kampus I,” katanya.

Ia mengatakan orang tua siswa hanya minta kesamaan hak antara anak-anak di kampus II dengan kampus I. Karena kampus II fasilitasnya tidak memadai dan lokalnya kecil. Sementara lokal di kampus I sudah lengkap semuanya, tinggal pindah,” katanya. (fan)

Exit mobile version