STEI Ar Risalah Sumbar Gagas Kampung Ekonomi Syariah, Mulyadi Muslim: Atasi Guncangan Ekonomi

DISKUSI— FGD Draft Master Plan Kampung Ekonomi Syariah STEI Ar Risalah bersama Anggota DPRD Kota Padang

AIA DINGIN, METRO
Pengusaha kecil sulit mendapatkan modal sehingga harus terjerat dengan rentenir atau julo-julo tembak. Konsekuensinya, mereka harus membayar bunga yang sangat tinggi dan mencekik. Mereka terpaksa melakukan hal itu karena tidak ada pilihan lain. Hanya rentenir yang menawarkan pinjaman tanpa embel-embel syarat dan agunan.

Begitulah fenomena kebanyakan pengusaha kecil di Kota Padang. Sulitnya modal dan susahnya mengembangkan usaha membuat usaha jalan ditempat. Kondisi tersebut menjadi salah satu alasan akademisi Sekolah Tinggai Ekonomi Islam (STEI) Ar Risalah Sumatra Barat menggagas kampung ekonom syariah.

Menurut Ketua Pendidikan Tinggi (Dikti) Yayasan Waqaf Ar Risalah, Mulyadi Muslim, sebagai daerah dengan populasi muslim terbesar mestinya umat Islam dapat memberikan peran terbaiknya melalui berbagai model filantropi dalam ekonomi dan keuangan berbasis  syariah. Peran ini diharapkan dapat mengatasi guncangan ekonomi yang terjadi di masyarakat.

Awal kehadirannya, sistem ekonomi syariah di Indonesia hanya dijadikan sebagai alternatif solusi krisis moneter. Namun saat ini ekonomi syariah tidak lagi hanya sekadar menjadi alternatif, tetapi ekonomi syariah menjadi solusi dalam berbagai persoalan umat.

“Sebab, jika dibandingkan dengan sistem ekonomi konvensional yang diuntungkan hanya kelompok tertentu, sehingga cenderung merugikan,” jelas Mulyadi, saat acara Focus Group Discussion (FGD) bersama anggota DPRD Kota Padang, yang digelar di Rapim Perguruan Ar Risalah pekan lalu.

Terhadap hal itu, STEI Ar Risalah mengambil peran mewujudkan kampung Ekonomi Syariah di Padang. Pilot projectnya adalah Kecamatan Koto Tangah. Ketua STEI Ar Risalah Sumbar Ulyadi, mengungkapkan untuk melaksanakan program tersebut STEI Ar Risalah bekerjasama dengan  FEBI UIN Imam Bonjol Padang.

Kolaborasi akademisi antara STEI Ar Risalah dan FEBI UIN yang notabenenya domisili di Koto Tangah, diharapkan dapat membuat praktik ekonomi syariah menjadi lebih booming. ”Program kampung ekonomi syariah ini telah kita susun masterplannya, dan visi yang kita usung tercapai pada tahun 2024,” beber alumni Universitas Al-Azhar Mesir itu.

Gayungpun bersambut. Pada acara FGD bersama anggota legislatif Kota Padang, Muharlion dan Pun Ardy, menyambut baik masterplan yang telah disusun. Dua anggota DRPD Kota Padang asal Dapil Koto Tangah itu sepakat nantinya kalangan akademisi berperan sebagai pendamping, memberikan edukasi dan sosialisasi, serta mengawasi jalannya program.

Ada empat program yang diusung dalam masterplan kampung ekonomi syariah yakni pemberdayaan koperasi syariah, sertifikasi halal, penguatan UMKM serta pengelolaan zakat dan wakaf. (rom)

Exit mobile version