Iven Perdana saat Pandemi Covid-19, Ratusan Bonsai bakal Dipamerkan di Pantai Purus

JATI, METRO
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Padang menggelar pameran dan bursa bonsai, 15 hingga 21 November 2020 di kawasan Pantai Purus, Kelurahan Purus, Kecamatan Padang Barat.

Hadirnya pameran dan bursa bonsai bertajuk Jemur Bonsai Ranah Minang II ini, bertujuan untuk memeriahkan MTQ XXVIII tingkat Nasional yang diselenggarakan 14-21 November di Kota Padang.

Kepala Disparbud Kota Padang, Arfian mengungkapkan, kegiatan MTQ Nasional 2020 menjadi momentum untuk menggeliatkan berbagai iven pariwisata di Kota Padang. Pasalnya, selama pandemi Covid-19 sejak Maret 2020, seluruh iven pariwisata di kota ini dibatalkan.

“Kita gelar kembali iven Jemur Bonsai Ranah Minang dengan memanfaatkan momentum pelaksanaan MTQ Nasional di Provinsi Sumbar ini. Momentum MTQ Nasional ini jadi starting point untuk memulai berbagai iven kembali,” ungkap Arfian saat jumpa pers, Selasa (10/11) di Padang.

Ia menambahkan, Jemur Bonsai Ranah Minang II hadir kembali, karena iven ini saat dilaksanakan perdana Maret 2020 lalu, ternyata cukup sukses. Pada Jemur Bonsai Ranah Minang II ini, selain pameran dan bursa bongsai, juga menghadirkan demo serta bazaar bonsai.

“Animo masyarakat cukup tinggi saat Jemur Bongsai Ranah Minang yang pertama. Terutama komunitas bonsai yang tergabung dalam Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Kota Padang. Nah, untuk Jemur Bongsai Ranah Minang II ini kita juga menggandeng PPBI dalam penyelenggaraan,” tukasnya.

Arfian menjelaskan, untuk pembukaan Jemur Bonsai Ranah Minang II nanti, dibuka langsung oleh Plt Wali Kota Padang, Hendri Septa. Hingga data terakhir, sudah 300 jenis bongsai yang siap ditampilkan pada iven ini.

Ketua Panitia Jemur Bongsai Ranah Minang II, Eko mengatakan, selain menyemarakan MTQ Nasional, iven ini juga bertujuan untuk mempromosikan objek wisata Kota Padang. Melalui Jemur Bonsai Ranah Minang II kali ini, juga menjadikan bongsai sebagai potensi untuk memberdayakan ekonomi kreatif.

Jemur Bonsai Ranah Minang diperkenalkan di tengah masyarakat, juga sebagai bagian dari upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan. Eko mengungkapkan, informasi sementara, bonsai yang akan dipajang pada pameran dan bursa nanti sudah mencapai 200 bonsai.

Ketua Pembina PPBI Provinsi Sumbar, Rahmad Wartira mengatakan, bonsai adalah sebuah budaya yang didapatkan masyarakat Indonesia dari Negara Cina dan Jepang. Aliran pertama di Cina, bonsai awalnya merupakan pekerjaan mengirimkan bahan herbal oleh tabib ke daerah lain. Pengiriman bahan herbal ini menggunakan pot. Jadi bonsai merupakan tanaman kerdil di pot yang bertujuan agar bahan herbal tetap terjaga kesegarannya.

Sementara aliran kedua di negara Jepang. Di mana Jepang merupakan negara yang daerahnya sangat sempit. Dengan lahan yang terbatas, untuk menikmati pohon yang berpenampilan sudah tua dengan ukuran besar tentu tidak memungkinkan. Karena itu, tanaman tersebut ditampilkan dalam pot. Pohon tua dalam pot tersebut menjadi indah melalui kemampuan botani dan seni yang dimiliki pemiliknya.

Sementara, di negara Indonesia, justru melahirkan seniman bonsai yang mumpuni dan go publik. Karena bahan bahan bonsai tersedia di Indonesia cukup baik sehingga cepat berkembang. “Contohnya tanaman beringin yang bisa hidup di cuaca manapun dan suhu apa pun. Dari sinilah kita jadikan bonsai jadi milik kita,” ungkapnya.

Melalui iven Jemur Bongsai Ranah Minang II kali ini, pameran dan bursa bonsai mengusung tema, “Bersama Bonsai Kita Basmi Covid-19”. Tema ini menurut Rahmad Wartira merupakan bentuk dukungan PPBI terhadap penerapan protokol kesehatan Covid-19 di Sumbar.

“Melalui bongsai, sebenarnya kita juga ikut menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Karena dengan berbongsai kita menyendiri di rumah, jaga jarak dengan orang lain dan tidak menyibukkan orang lain. Dengan bonsai kita menyalurkan imajinasi dengan tidak melanggar protokol kesehatan,” sebutnya.

Ketua PPBI Cabang Padang, Abdul Malik mengatakan, diam di rumah (stay at home) selama pandemi Covid-19 tentu sangat membosankan. Namun, bagi yang hobi bonsai bisa menghabiskan waktu berjam-jam di rumah.

Iven Jemur Bonsai Ranah Minang II menurutnya, merupakan tantangan tersendiri bagi PPBI. Karena melaksanakan kegiatan di masa pandemi Covid-19 dengan mendatangkan orang banyak berkumpul. Sementara, di satu sisi juga harus tetap mengikuti protokol kesehatan Covid-19.

“Karena itu dalam penyelenggaraan nanti, kita menyediakan area yang wajib pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak. Kita juga lakukan penataan bonsai yang membuat orang tidak berkumpul. Kita buat alur khusus bagi pengunjung bonsai nantinya,” ungkapnya. (fan)

Exit mobile version