Bertahan di Tengah Pandemi, Pelaku UMKM Sulaman Banting Stir Usaha Kuliner

AGAM, METRO
Imbas dari pandemi wabah Covid-19 membuat pelaku UMKM di Kabupaten Agam harus menambah atau beralih dagangan untuk menyambung hidup. Satu di antaranya pelaku UMKM kerajinan sulaman asal Kapeh Panji, Taluak Kecamatan Banuhampu Henni Bahar. Ia terpaksa harus banting stir beralih menjadi pedagang kuliner secara daring. Seperti rendang, kerupuk karak kaliang, kerupuk jamang dan jenis makanan lainnya sesuai permintaan.

“Saya mulai beralih berjualan makanan sejak April lalu, karena produk sulaman permintaannya bisa dikatakan tidak ada,” jelas Henni.

Menurutnya, omzet yang didapati sejak beralih ke kuliner sekitar Rp3 juta sampai Rp5 juta per bulan. Sementara, sewaktu menjual kerajinan sulaman mencapai Rp10 juta per bulan. Kendati demikian, ia merasa bersyukur karena bisa bertahan hidup di saat pandemic Covid-19. “Alhamdulillah, kita masih bersyukur dengan penjualan sebanyak itu masih bisa bertahan hidup. Ini berkat bimbingan pemerintah daerah agar lebih inisiatif dalam mencari peluang usaha di tengah pandemi,” ulasnya.

Henni menjelaskan, saat menjual makanan, ia menggunakan akun WhatssApp (WA), instagram dan facebook. Menurutnya, penggunaan media seperti WhatssApp dinilai lebih mudah. Karena pelanggannya dapat bertanya langsung mengenai produk yang dijual. “Kalau berjualannya melalui WA karena lebih mudah saja interaksi dengan konsumen. Jadi kita sebar berupa poster digital melalui aplikasi tersebut, kalau ada yang minat tinggal hubungi saja,” terang Henni.

Saat ini, pesanan yang diterimanya sudah mencapai luar provinsi, seperti Jabodetabek, Bandung, dan Pekanbaru. Harga jualannya pun bervariasi. Menurutnya, makanan seperti kerupuk kamang seharga Rp 30 ribu per kilogram. “Konsumen yang memesan juga ada sebagian dari pelanggan kerajinan kami dahulu,” terangnya. (pry)

Exit mobile version