Antisipasi Gempa dan Tsunami, BPBD Sumbar Ajukan Usulan Bantuan ke BNPB

SUDIRMAN, METRO
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar mengajukan usulan bantuan antisipasi gempa dan tsunami di pusat Megatrusht Kabupaten Kepulauan Mentawai, kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Sumbar, Erman Rahman mengungkapkan, usulan bantuan yang diajukan, berupa pemasangan rambu-rambu atau marka jalur evakuasi gempa dan tsunami.

“Kita sama-sama mengetahui, banyak marka petunjuk jalur evakuasi tsunami banyak yang rusak dan bahkan sudah hilang. Kondisi ini terjadi tidak hanya di Kota Padang saja, tetapi juga di enam kabupaten kota yang berada di pinggiran pantai di Sumbar. Padahal keberadaan marka ini sangat penting saat terjadi gempa dan tsunami,” ungkap Erman Rahman, kemarin.

Selain rambu-rambu dan marka jalan, BPBD Sumbar juga mengajukan pembangunan jalur evakuasi tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Selama ini, ungkap Erman Rahman, masyarakat di kabupaten ini, ketika terjadi gempa melakukan evakuasi secara mandiri, tanpa menunggu sirine peringatan maupun aba-aba langsung lari ke dataran tinggi berupa perbukitan.

Namun, untuk menuju dataran tinggi dan perbukitan tersebut, perlu dibangun jalur evakuasi. “Nah, pembangunan jalur evakuasi inilah yang menjadi usulan kita kepada BNPB,” ungkap Erman Rahman.

Erman Rahman juga mengungkapkan, saat ini juga disiapkan kajian dan rencana pembangunan seawall atau dinding pantai untuk menghadang gelombang tsunami yang mengancam satu juta jiwa yang ada di tujuh kabupaten kota di Sumbar yang berada di wilayah pesisir pantai.

“Untuk membangun seawall ini perlu ada kajian teknis. Seawall ini dibuat untuk menghadapi gempa dan tsunami yang berpotensi melanda tujuh kabupaten kota,” ungkapnya.

Erman Rahman mengungkapkan, dalam membangun kesiapsiagaan masyarakat menghadapi gempa dan tsunami, pada akhir tahun 2020 ini, BPBD Provinsi Sumbar juga mengusulkan kepada BNPB untuk pelaksanaan kegiatan rencana kontingensi (renkon) di tujuh kabupaten kota tersebut secara simultan.

Di mana dalam kegiatan renkon nanti, masyarakat di pinggir pantai dapat melakukan identifikasi bahaya gempa dan tsunami, membangun tim dan SOP serta jalur evakuasi.

“Setelah masyarakat paham, maka diuji evakuasi mandiri ke titik shelter. Peringatan Early warning System (EWS) juga dimaksimalkan lagi. Acara kegiatan renkon puncak nanti dilaksanakan di Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan mengerahkan helikopter bantuan BNPB, dan dan Matra Laut untuk proses evakuasi korban gempa dan tsunami,” ungkap Erman Rahman.

Kegiatan renkon nanti menurutnya, juga akan dilaksanakan logging logistik ke pantai barat dan water rescue melibatkan SAR. Kegiatan ini dilaksananakn dengan protokol kesehatan Covid-19 yang cukup ketat. “Kegiatan ini dilaksanakan melibatkan 500 masyarakat di Kabupaten Kepulauan Mentawai dan 250 masyarakat per desa di tujuh kabupaten kota yang terlibat,” ungkapnya.

Selain antisipasi gempa dan tsunami di pusat Megatrusht, Provinsi Sumbar juga memiliki ancaman gempa darat di patahan semangka, yang berpusat di Kabupaten Solok Selatan hingga Kabupaten Pasaman. Untuk mengantisipasi gempa darat ini juga ke depan perlu dilakukan kajian tekhnis secara mendalam.

“Para pakar gempa menyatakan di Kabupaten Solsel dan Pasaman yang juga energi gempanya belum keluar. Ini juga ada kajian mendalam nantinya,” ungkap Erman Rahman.

BPBD Sumbar saat ini juga sedang mempersiapkan renkon melalui rapat kordinasi, untuk melatih masyarakat menghadapi gempa darat ini. Termasuk juga persiapan logistik serta proses evakuasi korban. “Sisa waktu tahun 2020 ini kegiatan ini bisa dilaksanakan,” terangnya. (fan)

Exit mobile version