AIA PACAH, METRO – Warga Kota Padang diharapkan berhati-hati mengonsumsi ubi kayu alias ubi parancih. Pasalnya, ubi yang sering dibuat menjadi gorengan ini akan mengandung sianida jika kulitnya terbuka dalam waktu beberapa hari.
Kepala Dinas Pangan, Heryanto Rustam didampingi Kasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota (DKK) Padang, Indra mengatakan, kandungan sianida terbentuk secara alami jika ubi yang sudah dicabut tidak kunjung diolah menjadi makanan. Secara alami isinya akan berubah dari warna putih menjadi warna biru kehitam-hitaman. Jika tetap dikonsumsi, maka bisa membahayakan nyawa karena sudah ada kandungan sianida.
Tak hanya pada ubi kayu, katanya, kasus perubahan alami ini juga bisa terjadi pada kentang jika dibiarkan dalam waktu lama. ”Kami minta warga khususnya kaum ibu-ibu agar waspada. Kalau ubi atau kentangnya sudah berwarna biru kehitam-hitaman, jangan digoreng juga. Buang saja. Karena itu bisa saja sudah mengandung racun sianida yang timbul secara alami,” terang Heryanto Rustam.
Kandungan sianida pada ubi kayu ini sebelumnya sudah memakan korban. Satu orang meninggal dunia dan beberapa orang mengalami sakit usai memakan ubi kayu yang sudah menghijau tersebut.
Dijelaskan Heryanto, kandungan sianida ini terbentuk secara alami. Kecenderungannya terjadi pada ubi kayu atau kentang yang kulitnya sudah terluka. Kemudian dalam beberapa hari isinya akan berubah warna menjadi kehitam-hitaman dan mengandung racun.
”Ini yang perlu kita waspadai agar tak menjadi korban. Hati-hati memilih bahan makanan,” kata Heryanto usai menyerahkan bibit cabai, kacang panjang, pario, bayam kepada kelompok tani Anggrek Bulan Aia Pacah, Kototangah kemarin.
Heryanto juga mengingatkan agar sebelum memasak makanan terlebih dahulu mencuci dengan air mengalir. Sehingga sisa-sisa pestisidanya bisa hanyut. Selain itu upayakan juga mengonsumsi makanan yang seimbang. Seperti buah dan sayur-sayuran. Sehingga tubuh menjadi sehat. ”Mari kita ubah pola hidup menjadi lebih sehat dengan memakan makanan yang sehat dan bergizi dan bebas dari kandungan zat zat berbahaya,” katanya.
Saat ini Pemko Padang melalui Dinas Pangan terus berupaya menyalurkan bibit-bibit sayuran pada masyarakat secara gratis untuk ditanam di pekarangan masing-masing. ”Kalau mau bibit sayur, kita bisa sediakan. Silahkan ajukan,” katanya.
Salah seorang warga Balaibaru, Kuranji, Dewi (35) mengatakan, familinya meninggal dunia usai mengonsumsi ubi yang sudah menghitam. ”Kejadiannya sekitar bulan Ramadhan lalu. Makanya hati-hati memakan ubi parancih. Kalau sudah menghitam jangan dimasak juga,” ujarnya. (tin)