PADANG, METRO – Kecelakaan di jalan raya yang menyebabkan korban luka dan meninggal dunia dari waktu jumlahnya tak surut. Berdasarkan data yang disodorkan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 2009, tak kurang dari 1,2 juta jiwa melayang di jalan raya akibat kecelakaan kendaraan bermotor. Yang paling mendominasi adalah kendaraan roda dua, mencapai sekitar 70 persen.
Direktur Lalu Lintas Polda Sumbar Kombes Pol Nurhandono SIK melalui Kasubit Gakkum AKBP Evalina, diampingi Kompol Yurizal Chaniago, dan Kanit Sigar AKP Afrino SH kepada POSMETRO mengaku, selama 2018 lalu, angka kecelakaan di wilayah hukum Sumbar naik sekitar 17 persen.
Disebutkan Evalina, jika dibanding pada 2017 lalu,jumlah kasus lakalantas terjadi sebanyak 2901 dan pada tahun 2018 terjadi sebanyak 2991. Sedangkan jumlah yang meninggal dunia (MD) tahun 2018 lalu berkurang. Pada 2017 lalu angka MD berjumlah 698 sedangkan 2018 tercatat sebanyak 636.
Sementara lanjut Evalina, pada 2017 jumlah korban luka berat (LB) sebanyak 711, Luka Ringan (LR) 4052. Dan pada 2018 LB berjumlah 278,, LR sebanyak 4428. Untuk kerugiannya materi pada 2017 lalu sebanyak Rp7.491.477.300 dan 2018 kerugian materi mencapai Rp6.628.357.000.
Dilanjutkan dengan jumlah tilang sebanyak 127.218 lembar telah melayang pada masing masing polres. Untuk taget perhari tilang berjumlah 350 dengan uraiaan Ditaklntas Polda Sumbar sebanyak 15 lembar sehari. “Hal ini kita lakukan untuk menekan dan mengurangi angka kecelakana lalu lintas yang terkadi,” jelas Evklina.
Lebihjjauh disbeutkan Evalina, bahwa faktor penyebab terjadi kecelakaan itu sendiri disebabkan oleh situasi jalan, cuaca, pengendara dan kedaan kendaraan itu sendiri.
Lantas apa saja faktor penyebab kecelakaan terbesar di tanah air dan negara berkembang lainnya? Sayang, hingga detik ini belum ada satu penelitian khusus tentang penyebab tersebut. Padahal, jumlah kendaraan bermotor di tanah air saban tahun terus bertambah dan jumlah kecelakaan pun terus terjadi.
Evalina mengaku, bahwa faktor manusia atau pengendara memiliki 55 persen terjadinya kecelakana lalu lintas. Faktor ini menempati urutan pertama. Kemudian disusul lelah dan mengantuk Penyebab kedua yang menjadi pemicu terjadinya kecelakaan adalah kelelahan dan mengantuk. Keduanya memiliki persentase menyebabkan kecelakaan hingga 45 persen.
Selain itu pengaruh alkohol dan obat terlarang. Kondisi mabuk yang diakibatkan oleh minuman beralkohol atau obat-obatan memiliki tingkat persentase menyebabkan kecelakaan hingga 30 persen. Kemudian disusul dengan kecepatan melebihi batas.
Cuaca , juga berpengaruh sebanyak 13 persen. Meski terlihat sepele, namun cuaca hujan deras, angin ribut, berkabut, hingga udara kering yang menyebabkan Komponen tak beres juga berpengaruh Faktor ini kerap tidak disadari oleh pemilik atau pengguna mobil. Terlebih bila pemilik atau pengguna mobil tidak memiliki kepekaan untuk mendeteksi ada tidaknya permasalahan di satu komponen mobil.
Padahal, faktor ini memiliki persentase menyebabkan kecelakaan hingga 10 – 14 persen. Beberapa kerusakan komponen yang paling sering terjadi adalah kanvas rem yang sudah tidak berfungsi maksimal, power steering yang terganjal sehingga kontrol kemudi tak terkendali dengan baik.
Menekan angka kecelakan lalulinyas di wilayah hukum Polda Sumbar, berbagai cara sudah dilakukan jajarahn dengan mengintensifkan sosialsaisi. Baik ke sekolahj sekolah, perguruan tinggi, perkantoran, para tukang ojek bahkan di tengah pasar sekalipun. ”Namun kedepan untuk menekankan angka ini, tak luput dari pengawasan orangtua dan semua eleman masyarakat. Bila ini sejalan, maka saya yakin angka kecelakaan dapat berkuyrang,” ujar Evalinas. (ped)