PDGPARIAMAN, METRO – Terkait keluhan masyarakat akan maraknya angkutan travel yang tidak memiliki izin (liar) di Bandara International Minangkabau (BIM), Ketaping, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Pihak Manajemen PT Angkasa Pura II selaku pengelola BIM, melakukan penertiban yang bekerjasama dengan Unsur TNI dan Kepolisian.
Kepala Humas PT Angkasa Pura II BIM, Fendrick, Rabu (9/1) menyampaikan razia yang dilakukan itu sejak sejak dua minggu belakangan. Pasalnya, travel liar dirazia karena tidak memiliki izin beroperasi diwilayah bandara.
Kata Fendrick, Bandara Internasional Minangkabau adalah gerbang utama pariwisata Sumatera Barat untuk menyambut kedatangan para tamu dalam negeri dan mancanegara baik sebagai wisatawan maupun untuk kepentingan bisnis atau lainnya.
Salah satu pelayanan yang menjadi perhatian para tamu adalah moda transportasi darat, saat ini BIM sudah memfasilitasi kerjasama dengan berbagai macam moda transportasi darat seperti: taxi, bus, kereta api, Travel dan Rent Car/Rental. Dengan standar layanan yang sudah disesuaikan untuk memenuhi harapan para pengguna jasa.
“Sebagaimana gerbang, tentunya akan menjadi cermin atau contoh awal yang dilihat dan rasakan para tamu yang datang ke Sumatera Barat menggunakan pesawat udara yang berlokasi di Kabupaten Padangpariaman. “Pelayanan bandara menjadi tolak ukur kenyamanan para tamu selama berada di Sumatera Barat,” jelasnya.
Sementara dibalik semua pelayanan dan fasilitas antar moda darat yang resmi bekerja sama dengan BIM, masih saja ada komplain pengguna jasa baik dari masyarakat, akademisi, dan lainnya yang mencuat ke media sosial bahkan menjadi perhatian serius pejabat negara tentang keberadaan calo kendaraan dan angkutan tidak resmi di BIM.
Sedangkan yang resmi saja masih ada keluhan, apalagi yang tidak resmi. Kenyataannya menyebabkan citra tidak baik dan mencoreng nama bandara yang juga mewakili citra masyarakat sumatera barat yang terkenal akan budaya yang santun dan damai,” tambahnya.
”Alhamdulillah, sejak 22 Desember hingga hari ini, angkutan tidak resmi bisa diminimalisir pergerakannya untuk pengambilan penumpang di kawasan BIM,” ujarnya mengakhiri. (z)