’’Salah satu kendala pembangunan smelter bauksit adalah sulitnya mencari pendanaan. bank domestik belum banyak tertarik dalam mendanai proyek hilirisasi bauksit,’’ kata Bhima.
Beberapa langkah bisa diambil untuk memperkuat sektor hilirisasi tembaga dan bauksit. Pertama, Bhima menyebut perlunya konsistensi kebijakan. Pemerintah harus memastikan bahwa kebijakan hilirisasi tambang konsisten, tidak berubah-ubah, dan memiliki arah jangka panjang.
Kedua, insentif investasi. Menurut dia, perlu ada insentif fiskal secara selektif dan terukur kepada investor yang membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) di dalam negeri. Dengan catatan memiliki rencana transisi energi dan pengolahan limbah yang baik.
’’Ketiga, sanksi tegas. Pemerintah harus memberlakukan sanksi bagi perusahaan yang tidak memenuhi kewajiban membangun smelter sesuai tenggat,’’ jelas Bhima.
Kemudian, perlunya akses energi dengan membangun infrastruktur energi yang memadai. Seperti pembangkit listrik dari energi terbarukan untuk mendukung operasi smelter yang membutuhkan energi besar (energy intensive industry).
Pemerintah, imbuh Bhima, juga harus memperbaiki jaringan transportasi untuk memastikan kelancaran pengangkutan bahan baku dan produk hilir.
Pemerintah juga harus mewajibkan transfer teknologi dari investor asing ke tenaga kerja dan perusahaan lokal.
’’Pengembangan SDM juga diperlukan dengan melatih tenaga kerja lokal untuk menguasai teknologi pengolahan tembaga dan bauksit. Sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja asing,’’ tutupnya.(ipc)
Komentar