“Hari ini (bincang) dengan para ulama dan para tokoh. Nanti juga akan ada dengan jurnalis, pengusaha mikro, kecil, dan seterusnya,” kata Kepala BPJPH Ahmad Haikal Hasan. Baginya diskusi itu penting. Di menegaskan sosialisasi kewajiban sertifikasi halal akan terus digenjot. Apalagi industri halal pada gilirannya nanti mampu berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi 8 persen, sebagaimana dicanangkan oleh Presiden Prabowo.
Pria yang akrab disapa Babe Haikal itu menjelaskan bahwa besarnya potensi ekonomi industri halal memang sangat terbuka lebar. Menilik data perdagangan produk halal menunjukkan bahwa Indonesia mencatatkan ekspor produk halal senilai USD 41,42 miliar atau setara Rp 673,90 triliun, untuk periode Januari–Oktober 2024.
Pada periode yang sama, surplus neraca perdagangan produk halal Indonesia mencapai USD 29,09 miliar. Ekspor produk halal dapat mendukung tercapainya target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen sebagaimana dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Menilik kinerja ekspor produk halal per sektor periode Januari hingga Oktober 2024, sektor makanan olahan mendominasi nilai ekspor yang sebesar USD 33,61 miliar, diikuti pakaian muslim USD 6,83 miliar, farmasi USD 612,1 juta, dan kosmetik USD 362,83 juta. Dalam konteks ini kita harus apresiasi kolaborasi para pemangku kepentingan dalam mendorong kinerja ekspor produk halal Indonesia.
“Tetapi ini bukan hasil akhir, melainkan awal di mana kita harus terus berupaya meningkatkan produktivitas industry halal,” katanya. Tujuan untuk mewujudkan Indonesia sebagai produsen produk halal terbesar dunia.(jpc)
Komentar