Mulai 15 Januari Harga Beli Gabah oleh Bulog Naik jadi Rp 6.500 per Kg

ILUSTRASI--Petai sedang melakukan panen di aera persawahan.

JAKARTA, METRO–Pemerintah Indonesia bersiap menghadapi puncak panen padi yang di­prediksi terjadi pada Maret dan April 2025. Untuk menjaga kesejahteraan petani dan stabilitas harga, pemerintah telah menetapkan kebijakan baru terkait harga pembelian gabah dan beras oleh Bulog.

Mulai 15 Januari 2025, Bulog akan membeli gabah dari petani dengan harga Rp 6.500 per kilogram, naik dari sebelumnya Rp 6.000. Beras hasil penggilingan akan dibeli dengan harga Rp 12.000 per kilogram.

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menegaskan bahwa pemerintah akan membeli berapapun hasil panen padi dan jagung yang tidak diserap oleh swasta. “Lang­kah ini penting untuk menjaga harga hasil panen petani tetap stabil. Kita tidak ingin petani merugi karena harga jatuh,” ujar Zulkifli di Surabaya, Selasa (7/1).

Selain itu, mulai 1 Februari 2025, harga pembelian jagung oleh Bulog juga akan dinaikkan dari Rp 5.000 menjadi Rp 5.500 per kilogram. Pemerintah be­kerja sama dengan pemilik silo dan gudang untuk memastikan hasil panen petani tersimpan dengan baik hingga didistribusikan.

Namun, tantangan terbesar saat ini adalah kadar air pada hasil panen yang tinggi, mengingat musim panen berlangsung bersamaan dengan musim hujan. Hal ini disampaikan Men­teri Pertanian, Andi Amran Sulaiman.

“Kadar air menjadi perhatian utama. Kita harus memastikan hasil panen tetap berkualitas agar dapat diserap maksimal,” katanya.

Pemerintah juga memastikan tindakan tegas terhadap pelanggaran distribusi pupuk. Hingga kini, 27 perusahaan yang terbukti mengedarkan pupuk palsu telah ditindak. Kerugian petani akibat pupuk palsu ini mencapai Rp 3,23 triliun.

Dengan kebijakan ter­sebut, pemerintah optimistis swasembada pa­ngan dapat tercapai lebih cepat. Sementara itu, stok beras impor di Jawa Timur yang tersimpan di gudang Bulog Sidoarjo akan didistribusikan untuk kebutuhan wi­layah Indonesia Timur. Stok ini dipastikan mencukupi hingga panen raya.

“Kita harus memastikan penyerapan hasil pa­nen maksimal, harga stabil, dan masyarakat tetap mendapatkan bahan pa­ngan dengan harga ter­jang­kau,” pungkas Zulhas. (jpc)

Exit mobile version