Adapun kontribusi BKKBN yang utama adalah terkait penyedia data KRS. Menurut Sis Apik, koordinasi ID FOOD bersama BKKBN terus dilakukan sepanjang pelaksanaan program, mengingat BKKBN berperan memvalidasi data dan memberikan updating data KRS. Apabila ada perubaha data KRS, BKKBN memiliki kewenangan untuk menyampaikan KRS pengganti
“Selama pelaksanaan program bantuan pangan ini kami terus bersama BKKBN. Dengan dukungan data yang akurat dan update, maka bantuan pangan penanganan stunting ini dapat tersalurkan tepat sasaran kepada keluarga yang membutuhkan. Hal ini memberikan dampak positif bagi pengentasan stunting di Indonesia,” pungkasnya.
Untuk diketahui, pada penyaluran tahap 1 ID FOOD telah selesai menyalurkan sebanyak 909 ribu paket bantuan telur ayam dan daging ayam penanganan stunting. Jumlah tersebut merupakan total paket bantuan yang telah disalurkan di 7 provinsi yaitu, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, dan Sulawesi Barat.
Adapun sesuai penugasan Badan Pangan Nasional, ID FOOD akan menyalurkan bantuan dengan alokasi perbulan sebanyak 1,4 juta paket bagi 1,4 juta KRS. (jpc)