JAKARTA, METRO-Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan RI akan memproduksi sebanyak 600 ribu kendaraan listrik pada tahun 2030. Optimisme ini diucapkan, lantaran Indonesia saat ini sudah memiliki ekosistem baterai dan kendaraan listrik di Cikarang, Jawa Barat.
Adapun peresmian ekosistem baterai dan kendaraan listrik konsorsium Hyundai Motor Group dan LG Group Solution, baru saja dilakukan oleh Presiden Joko Widodo di Kawasan Karawang New Industri City (KNIC), Jawa Barat, hari ini, Rabu (3/7).
Luhut menyebut, optimisme ini juga disampaikan karena target produksi kendaraan listrik akan didukung oleh PT Hyundai LG Indonesia yang mampu memproduksi 50 ribu unit Kona Electric per tahun.
“Indonesia memiliki target 600 ribu kapasitas produksi EV di tahun 2030, sehingga produksi Kona Electric 50 ribu per tahun ini akan menambah indonesia kapasitas produksi Indonesia secara signifikan,” kata Luhut dalam sambutannya di acara peresmian Pabrik Baterai dan Mobil Listrik Hyundai-LG, yang dipantau secara daring, Rabu (3/7).
Lebih lanjut, Luhut menjelaskan, peresmian ekosistem baterai dan mobil listrik ini menandai tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju pembangunan berkelanjutan dan kemajuan teknologi. Terlebih, hal ini menjadi sebuah visi yang menjadi kenyataan sebagai bukti komitmen indo terhadap inovasi pengelolaan lingkungan penciptaan kerja dan pertumbuhan ekonomi.
Tak hanya itu, menurutnya, ekosistem baterai dan mobil listrik yang terintegrasi ini merupakan inisiatif inovatif yang menandai era baru bagi RI dan menjadi bukti nyata untuk mewujudkan energi bersih dan transportasi berkelanjutan.
Bahkan, Luhut menyebut peresmian pabrik ini menjadi dedikasi pemerintah RI untuk mengurangi emisi karbon hingga meningkatkan kualitas udara dan hidup warga di Indonesia.
“Pembentukan baterai lithium dan industri kendaraan listrik ini tdk hanya menempatkan idnonesia sebagai pemimpin di kawasan ini tetapi juga menggaris bawahi dedikasi kita untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kualitas udara dan meningkatkan hidup warga negara kita,” jelasnya.
Luhut bahkan mengklaim, dengan produksi kendaraan listrik mencapai 600 ribu unit pada tahun 2030 maka RI akan mengurangi emisi CO2 mencapai 160 ribu ton per tahun. Bahkan dampaknya akan positif pula bagi impor dan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan berkurang per tahunnya.
“Dan mengurangi impor BBM 45 juta liter per tahun serta hemat subsidi BBM Rp 131 miliar per tahun dan akan bertambah seiring jumlah kendaraan yang beredar,” lanjutnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik ekosistem baterai dan kendaraan listrik Korea Selatan (Korsel) di Indonesia yang terletak di Kawasan Karawang New Industri City (KNIC), Jawa Barat, hari ini, Rabu (3/7).
“Dan mengucap Bismillahirahmanirahim, pada hari ini saya resmikan pabrik dan ekosistem baterai dan kendaraan listrik Korea Selatan di Indonesia,” kata Jokowi dalam sambutannya, yang dipantau secara daring.
Jokowi menjelaskan, peresmian yang digelar hari ini bisa menjadi babak baru dan tonggak komitmen RI untuk menjadi pemain global di ekosistem EV Sell Baterai dan kendaraan listrik atau electric vehicle. Dengan begitu, RI mampu menjadi bagian suplai chain kendaraan listrik dengan berdirinya pabrik sel baterai EV pertama dan terbesar di Asia Tenggara.(*/hsb)