KAMPAR — PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Tengah (PLN UIP SBT) melalui program PLN Peduli kembali menunjukkan komitmennya terhadap pemberdayaan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan dengan meluncurkan inisiatif pelatihan pemanfaatan limbah daun nanas menjadi serat di Desa Kualu Nenas.
Pelatihan ini diikuti oleh 20 peserta dari kalangan petani nenas setempat. Peserta diberikan pengetahuan dan keterampilan tentang cara mengolah limbah daun nanas di daerah tersebut menjadi serat berkualitas tinggi. Serat ini nantinya dapat dimanfaatkan untuk berbagai produk kerajinan tangan seperti tas, topi, dan produk tekstil lainnya, yang memiliki nilai jual tinggi.
Selama pelatihan, para peserta diberikan pengetahuan dan keterampilan mulai dari proses pengolahan daun nanas menjadi serat, hingga teknik pemasaran produk akhir. Dengan bimbingan dari para ahli di bidangnya, diharapkan para peserta dapat mengembangkan usaha mandiri yang berbasis pada pemanfaatan limbah ini.
“Kami sangat bersyukur dengan adanya pelatihan ini. Selain mengurangi limbah lingkungan, kami juga bisa meningkatkan pendapatan keluarga melalui kerajinan dari serat daun nanas kami tidak menduga ternyata daun nenas ini bernilai ekonomis tinggi jika diolah menjadi serat, dulu sebelum kami mengikuti pelatihan ini, setelah panen nenas biasanya daun nenas kami tumpuk, setelah kering di bakar,” ujar Solihin, salah satu peserta pelatihan.
Dibuka oleh Assistant Manager Komunikasi dan TJSL PLN UIP SBT, Anggraeny Glory, menjelaskan bahwa program ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan PLN untuk mendukung ekonomi sirkular dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Kami percaya bahwa melalui pemberdayaan masyarakat dan pemanfaatan sumber daya lokal, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih baik dan ekonomi yang lebih kuat. Ini adalah bukti nyata dari komitmen kami terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab sosial.”
“Desa Kualu Nenas memiliki sumber daya nenas yang sangat melimpah. Akan tetapi, hasil panen nenas hanya memanfaatkan buah nenasnya saja, sedangkan daun nenas dibuang begitu saja dan menjadi limbah. Oleh karena itu, kami mengadakan pelatihan ini untuk memberdayakan masyarakat desa dengan memberikan keterampilan baru yang dapat meningkatkan perekonomian lokal sekaligus mengurangi limbah lingkungan. Limbah daun nenas kini dapat diolah menjadi serat berkualitas tinggi yang memiliki nilai ekonomi. Dengan adanya program pelatihan ini, Desa Kualu Nenas tidak hanya semakin dikenal sebagai sentra produksi nanas, tetapi juga sebagai pionir dalam inovasi pemanfaatan limbah organik. Program PLN Peduli ini telah membuktikan bahwa melalui kerjasama dan komitmen bersama, kita bisa mewujudkan masyarakat yang mandiri dan lingkungan yang lestari,” tutup Glory.