Sekarang sekolah sudah dibuka secara normal. Pembelajaran Daring sudah ditinggalkan, tapi dampak akibat Covid-19 masih terasa hingga saat ini. Loss learning selama Covid-19 membuat guru, sekolah dan pemerintah berputar otak memikirkan strategi untuk mengobati luka didunia pendidikan. Kehadiran kebijakan kurikulum baru yakni Kurikulum Merdeka (Kumer) dinilai mampu mengobati luka loss learning akibat Covid-19 karena akibat pembelajaran Daring di rumah, pengetahuan dan keterampilan siswa yang masuk ke sekolah saat ini sangat beragam.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Kontennya akan lebih optimal jika siswa mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Pada Kurikulum Merdeka terdapat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan upaya untuk membentuk peserta didik yang memiliki karakter sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
Kurikulum merdeka menghadirkan pelajaran sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masing-masing siswa. Pada Kumer, pembelajaran dilaksanakan secara berdiferensiasi sehingga tidak memukul rata pelajaran kepada siswa. Pembelajaran berdiferensiasi memiliki peluang bagi siswa untuk bisa mengenyam pembelajaran sesuai dengan pengetahuan awalnya. Siswa dibimbing dengan beragam metode dan model pembelajaran.
Saat ini, di SMAN 1 Timpeh sudah tahun kedua menerapkan Kumer, dan sekolah kami merupakan dua sekolah penggerak pertama di Dharmasraya, sejak tahun 2022. Kami percaya bahwa sinergitas antara guru, sekolah dan pemerintah untuk mengobati luka loss learning ini bisa membuahkan hasil yang baik. Majulah pendidikan Indonesia, demi anak bangsa yang sukses dan bahagia.(***)
*Guru Matematika SMAN 1 Timpeh Dharmasraya