SEBANYAK 120 perwakilan BPBD, sekolah dan madrasah kabupaten kota mengikuti sosialisasi penerapan sekolah/madrasah aman bencana (SMAB) Provinsi Sumbar, Angkatan I, Selasa (4/12) di Daima Hotel Kota Padang. Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, dalam arahannya mengatakan, kegiatan sosialisasi ini diberikan kepada sekolah dan madrasah yang ada berada di kabupaten kota di wilayah pesisir pantai. Tujuannya, agar selalu siap-siaga terhadap bencana gempa dan tsunami. Sosialisasi yang dilaksanakan sekarang ini, baru di tingkat SLTA (SMA, SMK, MAN) karena sesuai dengan kewenangan Pemprov Sumbar. Melalui sosialisasi ini, seluruh sekolah diharapkan sudah memiliki SOP yang dapat dijadikan pedoman, dalam melakukan langkah-langkah mitigasi bencana. Tujuannya, untuk meminimalisir jatuhnya korban.
“Kesiapsiagaan sangat dibutuhkan. Terutama saat anak-anak sekolah dalam proses belajar, saat bencana datang, semuanya sudah siap,” ujarnya. Nasrul Abit mengungkapkan, dengan kondisi terjadinya gempa besar dan tsunami di Palu serta Lombok dan Aceh, maka selama ini daerah yang dianggap aman dari gempa dan tsunami tidak aman lagi. Karena gempa tidak bisa diprediksi kapan dan di mana terjadinya.
Karena itu, sekolah dan madrasah perlu ada pengetahuan mitigasi bencana. Khusus di Provinsi Sumbar, setelah sosialisasi ini, perlu ada pertemuan kepala daerah, BPBD dengan seluruh kepala sekolah, agar mitigasi bencana di sekolah ini menjadi perhatian. Pasalnya, hasil penelitian pakar gempa, potensi gempa dan tsunami 8,9 SR ini masih ada dengan pusatnya di Kabupaten Kepulauan Mentawai. “Jika terjadi di daerah kita, apa yang kita lakukan. Ini harus ada SOP yang jelas,” tegasnya.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Provinsi Sumbar, Erman Rahman, mengatakan, peserta yang mengikuti sosialisasi ini berasal dari utusan daerah yang berada di pesisir pantai yang masuk wilayah rawan gempa dan tsunami. Yakni, Kabupaten Pasaman Barat, Agam, Padangpariaman, Solok, Solok Selatan, Kota Padang, Solok dan Pariaman. Utusan tersebut terdiri dari perwakilan BPBD kabupaten kota, dinas pendidikan, kanwil kemenag kabupaten kota, kepala SMK, SMA dan MAN.
“Kita melakukan sosialisasi untuk sekolah tingkat SLTA. Karena ini sesuai dengan kewenangan kita di Pemprov Sumbar,” ujarnya.
Setelah dilaksanakannya sosialisasi SMAB Provinsi Sumbar Angkatan I, pada 3-5 Desember 2018 ini, maka akan dilanjutkan dengan sosialisasi angkatan II yang dilaksanakan 5-7 Desember 2018, dengan melibatkan utusan dari lima kabupaten kota lainnya. Rahman menambahkan, tujuan dilaksanakannya sosialisasi SMAB Provinsi Sumbar ini, ingin membangun budaya siaga, aman dan pengurangan resiko bencana di sekolah. Serta, membangun ketahanan dalam menghadapi bencana oleh sekolah, secara terencana, terpadu dan terkordinasi. Selain itu, juga mengembangkan program sekolah dan madrasah yang aman di setiap sekolah.
“Dengan situasi dan kondisi Sumbar yang rawan bencana, jangan berikan kabar petakut. Tapi hadapi bencana dengan selalu waspada. Kepala sekolah yang sudah ikut dalam sosialisasi ini, diharapkan dapat menyosialisasikan kepada guru-guru di sekolah,” harapnya.(adv)