ilustrasi
PADANG, METRO–Kasus Yuyun (14) yang diperkosa secara sadis dan tak berprikemanusian di Bengkulu, terjadi di Kota Padang. Jika Yuyun ditemukan tewas, LHS (17)—karyawan toko Pasar Raya Padang masih bisa selamat dari para penjahat kelamin. Ia berhasil pulang ke rumah kos dengan keadaan tubuh sudah hancur, Jumat (20/5) pukul 02.30 dinihari WIB.
Tidak hanya diperkosa, korban berinisial LHS (17) juga sempat dipukuli sampai pingsan karena melakukan perlawanan. Saat sudah tidak berdaya, pelaku merampok barang berharga milik remaja putri itu. Ponsel dan uang yang disimpan dalam dompet korban juga dibawa kabur oleh pelaku. Setelah puas melakukan aksi bejatnya para pelaku meninggalkan korban begitu saja.
Kejadian rudapaksa ini berawal ketika korban pulang dari tempat kerja dengan berjalan kaki. LHS pulang jalan kaki dan melewati Los Baro—yang gelap, Kamis (19/5) sekitar pukul 19.30 WIB. Tanpa diduga tiba-tiba beberapa pemuda datang mendekati korban dari arah belakang.
Pemuda itu langsung menyekap mulut korban agar korban tidak bisa berteriak. Korban berupaya melakukan perlawanan, dan memberontak sekuat tenaga agar dilepaskan oleh pelaku. Namun usaha korban sia-sia dan tak berdaya melawan kekuatan pemuda itu.
Takut aksinya ketahuan, pemuda itu malah memukuli korban pada bagian wajah, mengenai bibirnya hingga mengalami luka. Pelaku pun terus memukuli korban hingga lemas tak berdaya. Dalam keadaan tidak sadarkan diri itulah diduga korban digilir oleh para pelaku.
Puas menggarap tubuh korban, pemuda-pemuda itu juga mengambil seluruh barang berharga milik korban, berupa ponsel dan uang yang disimpan dalam dompet korban. Korban ditinggalkan tergeletak di lokasi tersebut seorang diri dan tak satupun orang yang menemukan LHS. Ya, kawasan Los Baro yang gelap membuat LHS tergeletak seorang diri dengan keadaan tubuh sudah acak-acakan.
Beberapa jam tak sadarkan diri, pada Jumat sekitar 02.30 WIB dini hari, korban akhirnya sadarkan diri. Perlahan dia coba beranjak dari tempat tersebut. Dengan kondisi masih pusing, korban berupaya pulang ke kos.
Pemilik Toko Heran
Pagi harinya, pemilik toko tempat korban bekerja heran, karena korban tidak masuk kerja. Tidak ada kabar dari LHS.
Heran karena LHS yang tidak memberi kabar, akhirnya pemilik toko menghubungi korban. Namun, nomor HP korban tidak aktif lagi. Pemilik toko berupaya mencari korban ke rumahnya tantenya namun tante korban mengatakan korban tidak ada mendatangi rumahnya. Setelah mencari kemana-mana, korban akhirnya berhasil ditemukan di tempat kosnya tengah menangis.
Saat itu, bosnya pun heran, dan yakin telah terjadi sesuatu kepada korban. Dengan kondisi yang betul-betul trauma, pemilik toko itu dan tante korban berupaya membujuk korban, agar bercerita. Setelah bersusah payah, korban yang semula bungkam tak mau bercerita, akhirnya mau menceritakan kejadian yang dialaminya.
Mendengar cerita korban, tante dan bos korban sempat shock dan berupaya menenangkan korban. Agar pelaku bisa ditangkap, korban kemudian dibawa ke Mapolresta Padang. Setiba di Mapolresta Padang korban yang menggunakan mukenah yang didampingi oleh tantenya, kemudian keluar dari ruang Unit PPA naik ke atas mobil polisi untuk dilakukan visum.
Kanit SPKT Polresta Padang, Ipda Masrul mengatakan pihaknya telah menerima laporan dari korban dengan nomor LP 669/K/V/2016/ SPKT Unit III dan sudah diteruskan ke Satreskrim Unit PPA untuk ditindak lanjuti.
”Laporan korban telah kita terima, dan sudah dilanjutkan ke Unit PPA, dan korban juga sudah dilakukan Visum untuk melengkapi berkas perkara. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kasus ini bisa diungkap, dan pelakunya ditangkap,” pungkasnya. (rg)
Komentar