Wakil Wali Kota Solok Reinier memberikan dukungan moral terhadap Yulia yang diduga menjadi korban mallpraktik.
SOLOK, METRO–Sabtu (28/5) sore, Wakil Wali Kota Solok Reiner melangkahkan kaki ke rumah sangat sederhana yang terletak di kawasan Tembok, Kelurahan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok. Rumah itu tak istimewa. Di halaman rumah, nyaris tidak terlihat bunga yang tumbuh mekar.
Wawako Reinier menuju rumah tanpa pagar yang terletak sedikit agak menjorok ke dalam dari jalan umum itu. Kedatangan Reinier secara mendadak sempat membuat sosok wanita muda yang tengah terbaring di atas kasur kaget. Meski terlihat sedikit lemah, sosok wanita muda itu mencoba bangun dan menyambut tamu yang berada di depan pintu rumahnya. “Ibu yang bernama Yulia?” tanya Reinier.
Sosok wanita muda itu adalah Yulia Karnida (24), yang belakangan ini sempat menjadi perbincangan masyarakat luas. Belum jelas kenapa, namun di saluran rahimnya ditemukan gumpalan perban, sehabis melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok, 10 Mai 2016 lalu.
Kondisi Yulia memang sudah tampak membaik. Namun masyarakat sekitar mengkhawatirkan kondisi mental Yulia lantaran merasa dipersalahkan atas kejadian yang dialaminya. Sebagian pihak menilai, dia telah mencemarkan nama baik orang lain. Yulia membutuhkan dukungan agar kondisi mentalnya tidak terpuruk.
Maklum kondisi rumah tangganyaý yang pas-pasan secara ekonomi dan tidak tahu harus berbuat apa atas persoalan yang dialaminya. Kata-kata pasrah akan nasib mungkin tidak bisa dibantahnya. Kedatangan Reinier, menurut Tatang suami Yulia yang bekerja sebagai buruh bongkar pasir, diharapkan memberikan kekuatan mental bagi istrinya. Apalagi kondisi fisik istrinya memang lemah sehabis melahirkan.
Reinier yang telah mendapat informasi sebelumnya, ingin mendengar langsung apa yang sebetulnya terjadi dan dialami oleh warganya itu. Dari penuturan Yulia, kejadian itubaru disadarinya setelah dirinya datang berobat ke salah seorang bidan ýdi kawasan Nan Balimo.
Sehabis melahirkan dan pulang dari RSUD Solok, Yulia merasakan sakit di bagian perutnya. Meski awalnya dianggap sakit biasa sehabis melahirkan, namun rasa sakit itu semakin menjadi.
“Selama 10 hari Yulia menahan dan mengeluh sakit dibagian perutnya,” ujar Tatang suami Yulia, menjelaskan kepada Reinier.
Lantaran tidak tahan didera rasa sakit, Yulia pun diantar oleh kakak perempuannya untuk berobat ke bidan. Awalnya, Yulia sempat mendatangi RSUD Solok dengan maksud untuk memeriksakan penyakit yang dirasakannya pada tanggal 21 Mai 2016.
Namun karena sesuatu yang tidak mengenakan menurut Yulia, ibu muda itu kembali pulang ke rumah, meski tetap merasakan rasa sakit di perutnya. Karena rasa sakit tidak kunjung hilang, sorenya, Yulia bersama kakak perempuannya mendatangi bidan yang buka praktek lumayan jauh dari rumahnya.
Ternyata setelah diperiksa, ada sesuatu di dalam saluran rahim Yulia yang memicu rasa sakit. Disaksikan kakak perempuannya, bidan pun berhasil mengeluarkan gumpalan yang diduga kain perban yang ada disaluran rahim Yulia. Tak diduga, berita adanya kain perban yang tertinggal disaluran rahim Yulia sehabis melahirkan menyebar hingga sampai ke telinga wartawan. Berita yang membuat sontak yang dibaca oleh masyarakat luas di media masa itupun terus menyebar hingga menarik rasa simpati masyarakat luas terhadap apa yang dialami Yulia.
Mendengar keluhan Yulia, Reinier merasa heran atas apa yang menimpa warganya itu. Namun Reinier berharap kejadian ini menjadi pelajaran dan pembelajaran bagi semua pihak dan jangan sampai terjadi lagi. “Dalam kasus ini kita perlu mencermatinya secara bijak. Dan semua pihak saya harap tidak terpancing emosional kalau hanya semakin memperkeruh keadaan,” ujar Reinier.
Namun Reinier mengatakan, persoalan ini bukan menjadi persoalan Yulia saja namun merupakan persoalan kita bersama yang harus diselesaikan agar tidak semakin menjadi persoalan yang lebih serius lagi. Menurut Reinier, dirinya selaku Wakil Walikota Solok akan membicarakan dengan pihak RSUD Solok agar persoalan ini tidak merebak kemana-mana dan dapat merugikan semua pihak.
“Yulia butuh dukungan moral untuk mengurangi rasa trauma maupun tertekan setelah apa yang dialaminya. Agar tidak berlarut-larut persoalan ini harus segera dituntaskan dan mencari solusi yang terbaik agar tidak ada yang merasa saling dirugikan dan siapa yang dipersalahkan,” tandas Reinier untuk meredam persoalan agar tidak mengambang kemana-mana. (vko)