Begitupun disampaikan Yudi Riva, untuk melakukan penyelaman, tim gabungan masih terkendala dengan kondisi debit air yang masih deras dan keruh sehingga dinilai tidak efektif untuk melakukan penyelaman, kemudian memang karena belum ada titik yang dicurigai untuk penyelaman.
“Untuk melakukan penyelaman belum, karena pertama belum ada titik yang di curigai untuk melakukan penyelaman, kedua kondisi debit air yang masih deras dan airnya masih keruh sehingga tidak efektif untuk penyelaman,” sebut Yudi Riva, yang mudah diakses awak media.
Seperti diketahui, seorang petani terseret derasnya air batang Kapur ketika hendak menyeberang sepulang dari ladang atau kebunnya Senin (13/1) sekitar pukul 16.00 Wib. Korban bernama Hariman (60), saat itu bersama dua orang lainnya menyeberangi Batang Kapur dengan menggunakan pelampung seadanya.
Naas saat itu tangannya terlepas, dan temannya kehilangan kontak dan korban langsung terseret derasnya air Batang Kapur yang saat itu sedang naik. Debit air yang tinggi dan warnanya yang coklat atau keruh, membuat Herman tidak terlihat lagi. Sehingga kedua temannya langsung meminta bantuan kepada warga masyarakat sekitar.
Informasi itu dengan cepat tersebar hingga sampai kepada Tim SAR Lima Puluh Kota, Polsek, BPBD, Damkar dan Pemerintah Nagari. Masyarakat yang semula melakukan pencarian dengan alat seadanya terkendala dengan kondisi debit air yang tinggi dan keruh. Hingga tim gabungan yang sampai hari ketiga melakukan pencarian juga masih terkendala dengan debit air yang tinggi dan keruh. (uus)
Komentar