Dokter Forensik Nyatakan Afif Maulana Tewas karena Jatuh dari Ketinggian, Keluarga dan LBH Kecewa, Minta Salinan Sampel

MENANGGAPI—Orang tua Afif Maulana bersama Direktur LBH Padang, Indira Suryani, menanggapi hasil ekshumasi oleh Tim dokter gabungan dari PDFMI.

PADANG, METRO–Tim dokter gabungan dari PDFMI (Persatuan Dokter Fo­rensik dan Medikolegal Indonesia) sudah mengumumkan hasil ekshumasi janazah Afif Maulana yang ditemukan tewas di bawah Jembatan Kuranji, Jalan By Pass KM 11, Kota Padang, beberapa waktu lalu

Dalam rilisnya, tim dokter  PDFMI menyebut Afif Maulana tewas bukan karena penyiksaan atau penganiayaan, melainkan karena jatuh dari atas jembatan pada ketinggian 14,7 meter. Kesimpulan itu didapati setelah tim dokter melakukan analisis terhadap hasil ekshumasi, autopsi, pemeriksaan lokasi penemuan jenazah, serta dokumen terkait dari LBH Pa­dang dan LPSK.

Meski begitu, pihak keluarga didampingi LBH Padang belum sepenuhnya mempercayai hasil ekshumasi atau autopsi kedua jenazah Afif Maulana yang telah diumumkan oleh tim dokter. Mereka pun meminta salinan hasil pemeriksaan seluruh sampel.

“Kami tidak dapat salinannya secara utuh. Kami ingin detail 19 sampel itu. Tentu saja kami ingin tahu sampel-sampel mana yang (kemarin sampaikan). Karena memang waktu itu dijelaskan, bisa saja tidak semua sampel bisa terbaca di lab. Kita ingin laporannya per sampel,” kata Indira Suryani, Direktur LBH Padang kepada wartawan, Kamis (26/9).

Menurut Indira, keluarga menjadi pihak tersakiti, karena tidak mendapatkan cerita yang sebenarnya. Ia menyebut, keluarga merasa drop dengan hasil yang disampaikan oleh tim dokter PDFMI.

“Kami ingin ini harus di clear-kan. Kami ingin segera ya, secara tertulis gitu, diberikan hasil autopsi ek­husmasi ini. Keluarga sepakat akan berjuang dan akan mencari tahu apa yang terjadi dengan Afif, dan apa yang terjadi pada bekas kekerasan di tubuhnya bagian depan, dan kenapa Afif ada di jembatan,” tegasnya.

Selain salinan pemeriksaan autopsi, ekshumasi, mereka juga mendesak kepolisian untuk menyerahkan seluruh rekaman CCTV terkait.

“Kami (akan) mendesak kepolisian dengan lebih keras lagi, untuk menyerahkan semua janji-janji yang pernah mereka sampaikan. Baik itu rekaman CCTV, salinan autopsi dan salinan ekshumasi,” katanya.

Selain itu, kata Indira, LBH Padang akan melakukan berbagai langkah hukum selanjutnya.

“Masih kami upayakan dengan berbagai langkah hukum yang akan kami lakukan kedepan. Dari awal, kami menyadari sulit membongkar kasus-kasus penyiksaan seperti ini. Yang ada videonya saja sulit, apalagi yang tidak ada seperti kasus Afif ini. Kami paham situasi itu dan kami ingin melakukan upaya yang sangat serius,” urai Indira.

Sementara itu, Afrinaldi, ayah Afif Maulana menyatakan tidak puas dan kecewa hasil autopsi tim dokter dan menyebut ada yang janggal dalam kematian putranya.

“Hasil ekshumasi ini tidak sesuai dengan yang saya harapkan karena memang tim dokter tidak menyampaikan secara utuh apa yang terjadi pada tubuh anak saya,” ungkap Afrinaldi.

Ia mengaku belum mendapatkan penjelasan tentang bekas-bekas luka yang dia lihat dengan mata kepalanya sendiri di bagian perut dan dada putra kesayangannya.

“Saya kemarin juga ingin tahu apakah yang bagian depan itu sempat melukai jantung atau bagaimana, dan karena apa, tapi tidak dijelaskan. Saya tidak puas dan kecewa,” tutur pria itu.

Sebelumnya tim dokter forensik akhirnya membeberkan hasil ekshumasi dan autopsi kedua terha­dap jenazah Afif yang telah dilakukan awal Agustus silam. Tim dokter menyimpulkan, bahwa kematian korban akibat luka yang didapat saat jatuh dari ketinggian.

Ketua tim dokter forensik gabungan Ade Firmansyah Sugiharto menyebut, kematian siswa salah satu SMP di Kota Padang itu, memang disebabkan luka yang didapat saat jatuh dari ketinggian.

Ade menyebut, kesimpulan tersebut didapati pihaknya usai melakukan analisis terhadap hasil ekshumasi, autopsy, pemeriksaan lokasi penemuan jenazah, serta dokumen terkait dari LBH  Padang dan LPSK.

Dari hasil pemeriksaan, terdapat sejumlah luka yang ditemukan pada tubuh Afif Maulana. Rinciannya, luka pada lengan kiri, paha kiri, kepala belakang, punggung, tulang belakang serta jaringan otak.

“Kami melakukan pemeriksaan ekshusmasi di rumah sakit M Djaml. Keesokan harinya kami mela­kukan penelitian di lokasi, dapat dokumen kesemua­nya itu kami analisis. Berdasarkan analisis-analisis itu, kami menyimpukan bahwa kematiannya adalah kesesuaian jatuh dari ketinggian,” kata Ade kepada wartawan di Mapolresta Padang, Rabu (25/9). (brm)

Exit mobile version