Alokasikan Anggaran untuk 127 Panti, Peduli Korban Bencana, Gubernur Mahyeldi Gerak Cepat Atasi Masalah Sosial

KUNJUNGI PENYANDANG DISABILITAS— Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah didampingi Kepala Dinas Sosial Sumbar, Syaifullah mengunjungi salah seorang penyandang disabilitas di Kabupaten Tanah Datar, beberapa waktu lalu.

PADANG, METRO–Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Pem­prov Sumbar) di bawah kepemimpinan Gu­bernur Mahyeldi Ansharullah dan Wakil Gubernur (Wagub) Audy Joinaldy membe­rikan perhatian penuh terhadap penanganan ma­salah sosial.

Kegiatan penanganan masalah sosial yang rutin dan terus ditingkatkan kua-litas dan kuantitasnya ada­lah, pemenuhan kebutuhan dasar ribuan penghuni pan­ti asuhan dan panti sosial. Panti-panti tersebut terdiri dari delapan panti milik pe­merintah dan 109 panti milik swasta. Seluruh panti ter­sebut mendapatkan alo­kasi anggaran setiap ta­hunnya.

Mahyeldi menyebut­kan, anggaran tersebut dialokasikan untuk seluruh penghuni panti. Mulai dari panti asuhan bagi anak-anak keluarga miskin atau yatim piatu, panti sosial anak terlantar dan putus sekolah, panti bagi anak disabilitas, panti bagi pen­duduk lanjut usia (lansia), hingga panti sosial bagi wanita tuna sosial.

“Total ada 127 panti dibantu Pemprov Sumbar setiap tahunnya, yang di­ban­tu pemenuhan dasar dan kebutuhan makan. Pa­da tahun 2024 kita aloka­sikan anggaran Rp42 miliar. Tahun 2025 kita siapkan lagi Rp49 miliar,” sebut  Mah­yel­di di Padang, Senin (16/9).

Mahyeldi mengatakan, dengan dukungan ang­ga­ran, diharapkan keberada­an panti di Sumbar terus maju dan berkembang. Te­rutama dalam memberi­kan pembinaan, pelatihan, dan keterampilan bagi ma­sya­rakat Pemerlu Pelaya­nan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang bermukim di panti-panti. Panti asuhan ber­fungsi sebagai peng­ganti orang tua bagi mere­ka da­lam pemenuhan ke­bu­tuhan fisik, mental, dan sosial.

“Panti sosial terus mem­berikan pelayanan kesejah­teraan sosial kepada anak-anak terlantar, fakir miskin, dan anak jalanan, serta memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah kese­jah­teraan sosial, agar ber­pe­ran aktif dalam kehi­dupan bermasyarakat,” jelasnya.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Sumbar, Syaifullah mengatakan dengan alokasi anggaran tersebut, akan memenuhi kebutuhan sehari-hari se­tiap penghuni panti swasta selama 10 bulan. Semen­tara untuk dua bulan lain­nya, diharapkan dapat di­bantu para donatur. Tentu saja, bantuan tersebut un­tuk membantu meringan­kan tugas para pengelola panti swasta.

Sementara itu di panti sosial milik pemerintah, sambung Syaifullah, program rehabilitasi sosial terus berlangsung di UPTD Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Harapan Padang Panjang, UPTD Panti Sosial Asuhan Anak Bina Remaja (PSAABR) Budi Utama Lu­buk Alung Padang Paria­man, dan UPTD Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) An­dam Dewi Arosuka Kabu­paten Solok.

“Di PSAABR Budi Uta­ma Lubuk Alung, ada 100 anak putus sekolah atau anak terlantar yang dibe­rikan keterampilan di bi­dang elektronik, listrik, otomotif, dan las selama enam bulan. Selain kete­rampilan dan peralatan penunjang berkarier, me­reka juga mendapatkan sertifikat. Dalam setahun, sekitar 200 remaja putra mendapatkan pembinaan di PSAABR Budi Utama. Saat ini telah banyak lulu­san yang sukses bekerja. Termasuk juga membuka usaha sendiri,” terangnya.

Ia menyampaikan, di UPTD PSBR Harapan Pa­dang Panjang yang dipe­runtukkan bagi 100 remaja putri, pelatihan yang dibe­ri­kan selama enam bulan be­rupa keterampilan men­jahit, menyulam, dan me­masak.

“Kita berharap setelah enam bulan itu mereka bisa mandiri, bahkan menjadi entrepreneur. Sehingga juga bisa membantu masa­lah sosial di lingkungan tempat tinggal mereka. Selama enam bulan di pan­ti, selain keterampilan me­re­ka juga mendapatkan pembinaan mental. Se­hingga, mereka bisa men­jadi tulang punggung ke­luarga dan membantu pe­ningkatan perekono­mi­an,”jelasnya.

Begitu juga di PSKW Andam Dewi di Sukarami, Kabupaten Solok, di mana ratusan perempuan dibe­rikan pelatihan keteram­pilan menjahit dan mema­sak, serta penguatan di bi­dang keagamaan selama empat sampai enam bulan setiap tahunnya.

“Setelah pembinaan di panti ini, mereka dapat berkelakuan baik, tidak melakukan aktivitas yang membuat mereka dikirim ke panti. Dengan program rehabilitasi sosial, kera­wanan ketertiban masy­a­ra­kat, pelaku penyimpang, dan tindakan kriminal da­pat terselesaikan,” ung­kapnya.

Syaifullah menam­bah­kan, pembinaan juga dila­kukan di PSBN Tuah Sakato, Kalumbuk, Kota Padang. Selain membantu disabi­litas tuna netra untuk be­lajar mandiri, penghuni panti ini juga diajarkan memiliki keahlian pijak (massage), shiatsu, kese­nian, hingga pembuatan serbuk jahe merah.

“Bimbingan keterampi­lan yang diberikan ini ber­tujuan agar tuna netra da­pat mandiri dan produktif. Saat ini, telah banyak lulu­san PSBN yang bisa man­diri dan buka praktek sen­diri,” terangnya.

Perhatian juga dibe­rikan terhadap anak-anak berkebutuhan khusus atau para difabel penyandang tuna grahita di PSBG Ha­rapan Ibu Kalumbuk Kota Padang. Begitu juga bagi anak-anak berstatus yatim piatu dan fakir miskin, yang mendapatkan pem­binaan di PSAA Trimurni Padang Panjang.

“Anak asuh usia seko­lah dari keluarga kurang mampu ini diberikan pem­binaan, bimbingan kega­maan, keterampilan, dan pendidikannya. Sehingga kebutuhan mental mereka terpenuhi, agar dapat tum­buh berkembang dan me­natap masa depan lebih baik,” jelasnya.

Sementara itu untuk warga lansia, Pemprov Sumbar memiliki UPTD PSTW Sabai nan Aluih Sicincin Padang Pariaman dan PSTW Kasih Sayang Ibu, Nagari Cubadak Tanah Datar. “Warga lanjut usia ini rata-rata berstatus fakir miskin dan terlantar. Kita memberikan pelayanan pada mereka. Mulai dari makanan, sandang, kebu­tu­han harian, layanan ke­se­hatan, bimbingan rohani, olahraga, keterampilan, dan bimbingan psikologi,” imbuhnya lagi.

Pemprov Sumbar juga membantu pembiayaan fisik untuk panti rehabilitasi sosial penyandang disabi­litas mental ODJG melalui panti swas­ta Pelita Jiwa Insani di Kota Padang. Panti tersebut me­nampung eks ODGJ untuk menjalani pro­ses reha­bili­tasi, setelah sebelumnya mendapatkan perawatan di RSJ HB Saanin.

“Kita juga mengalo­kasikan anggaran Rp4,2 miliar untuk pembangunan bangunan baru panti ODJG ini. Tahun ini, bangunan fisiknya sudah 85 persen. Diperkirakan tahun 2025 beroperasi di Gunung Sa­rik. Panti ini milik masya­rakat dan telah beroperasi sejak 2020 lalu. Tak kurang dari 120 eks-ODJG dan 60 orang gepeng ditampung dan diberi pembinaan di panti ini,” bebernya.

Respons Cepat Penyaluran Bantuan Bencana

Selain perhatian terha­dap PPKS di dalam panti, Pemprov Sumbar juga te­rus merespons dengan ce­pat kebutuhan penyaluran bantuan bagi korban ben­cana alam dan bencana sosial di Sumbar. Setiap kali terjadi bencana, Gubernur Mahyeldi di tengah kepa­datan kegiatannya selalu menyempatkan hadir bagi masyarakat yang tertimpa musibah.

“Tupoksi kita bekerja untuk melayani masya­rakat Sumbar. Ketika ma­syarakat tertimpa musi­bah, baik itu bencana alam ataupun bencana, maka menjadi kewajiban kita menyediakan kebutuhan sandang dan pangan. Itu yang terus kita lakukan dan ditekankan oleh Gubernur Mahyeldi kepada Dinas Sosial,” sebut Syaifullah.

Ia menyampaikan, pas­cabencana yang menimpa masyarakat, penyalurkan bantuan sandang, pangan, dan kebutuhan mendesak lainnya langsung dilaku­kan. Pi­haknya mengkoor­dinir bantuan berupa ma­ka­nan siap saji, air besih, pakaian, dan lain-lain. “Ja­ngan sam­pai ada masyara­kat yang kelaparan dan tak punya pakaian. Itu pesan tegas dari Bapak Guber­nur,” jelasnya.

Selain bantuan dari provinsi, Syaifullah me­nye­butkan juga ada dana dari Baznas yang bisa disa­lurkan untuk membantu korban bencana. Melalui Dinas Sosial, disalurkan Rp200 juta  untuk pemulihan infrastruktur di daerah bencana, kemudian Rp3 juta untuk korban bencana berdasarkan usulan kabu­paten/kota.

“Kita juga bekerja sama dengan dinas sosial kabu­paten/kota. Termasuk de­ngan Kementerian Sosial dan instansi lainnya untuk membantu korban benca­na. Bantuan trauma hea­ling untuk masyarakat da­lam mengatasi trauma pas­­cabencana juga dilakukan,”  terangnya lagi.

Begitu juga dengan ben­cana sosial seperti ke­baka­ran, Pemprov Sumbar juga langsung turun me­nyalur­kan bantuan kebu­tuhan ma­ka­nan, pakaian, kasur, selimut, dan juga kebutuhan anak-anak. Ber­bagai upaya yang dilaku­kan Pemprov Sumbar di bawah kepemimpinan Gu­bernur Mahyeldi dalam pe­nanganan permasalahan sosial, menjadi wujud nya­ta selalu hadirnya peme­rintah bagi masyarakat­nya. (AD.ADPSB)

Exit mobile version