Sempat Terhenti Karena Masalah Lahan, Pemprov Sumbar Kembali Lanjutkan Pembangunan Jalan Segmen Jembatan Lolong-Simpang Transito

MENINJAU— Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah bersama jajaran Kementerian PUPR meninjau dampak bencana di Sumbar, Mei 2024 lalu.

PADANG, METRO–Meski pembangunan jem­batannya telah tuntas, na­mun, kelanjutan akses jalan segmen jembatan Lolong-Simpang Transito di Kota Padang sempat terhenti da­lam jangka waktu cukup la­ma. Kondisi ini terjadi akibat permasalahan pembebasan lahan yang tidak tuntas.

Menyadari akses jalan tersebut sangat penting meng­hubungkan akses jalan dari Teluk Bayur Kota Padang me­nuju Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Kabu­paten Padangpariaman, Pe­merintah Provinsi Sumatra Barat (Pemprov Sumbar) di bawah kepemimpinan Gu­ber­nur Mahyeldi Ansharullah dan Wakil Gubernur (Wa­gub) Audy Joinaldy kem­bali melanjutkan tahapan pembangunan jalan ter­sebut.

Pemprov Sumbar Me­lalui Dinas Bina Marga Cipta Karya Tata Ruang (BMCKTR) Provinsi Sum­bar, telah menurunkan tim ke lokasi tersebut untuk melakukan pengecekan la­pangan, Selasa, (27/8) lalu.

Tim Dinas BMCKTR Sumbar yang turun ke la­pangan itu, dipimpin lang­sung oleh Kabid Bina Mar­ga Dinas BMCKTR Sumbar, Adratus Setiawan, ST, MT didampingi Jabatan Fung­sional Jalan Jembatan, PPKOM Perencanaan Jalan Provinsi, PPKOM Pe­nga­daan Lahan dan Konsultan Coreteam.

Gubernur Sumbar, Mah­yeldi Ansharullah di­dampingi Kepala Dinas BMCKTR Sumbar, Era Suk­ma mengatakan, dari hasil pengecekan di lapangan, direncanakan akan dilak­sanakan pembangunan ja­lan satu jalur dari ujung jembatan Lolong di bela­kang Hotel Pangeran Beach ke arah utara sampai ke Simpang Transito Ulak Ka­rang di Kecamatan Padang Utara dengan perkiraan panjang lebih kurang 500 meter.

Untuk mempercepat realisasi pembangunan, hasil pengecekan lapa­ngan langsung dilanjutkan dengan pengukuran untuk penyiapan gambar kerja dan kebutuhan anggaran.

“Rencana penanganan­nya, akan kita lakukan peng­aspalan satu jalur yang langsung dilengkapi dengan bahu jalan, saluran drainase, trotoar dan pasa­ngan batu pengaman ba­dan jalan,” terang Mah­yeldi, Senin (2/9).

Mahyeldi menambah­kan, hasil perhitungan ke­bu­tuhan anggaran nanti­nya akan dijadikan sebagai pe­doman penganggaran yang dituangkan dalam Dokumen Pelaksanaan Ang­garan (DPA) Dinas BMCKTR Sum­bar tahun 2025.

“Sementara saat ini proses pembebasan lahan­nya on progres (dalam proses) dan ditargetkan selesai tahun ini. Jadi diren­canakan penanganan fisik­nya di tahun 2025,” terang Mahyeldi.

Diketahui, Jembatan Lolong merupakan in­fras­truktur pengubung dalam proyek jalan Pantai Teluk Bayur ke BIM nantinya. Area Jembatan Fly Over Lolong juga diharapkan dapat menarik minat wisa­tawan yang ingin melihat keindahan pantai padang dari jembatan tersebut.

Pasalnya dari atas Jem­batan Lolong ini masya­rakat akan bisa menyak­sikan terbit dan terbenam­nya matahari sambil me­nik­mati indahnya peman­dangan lautan yang me­nga­rah ke Samudera Hin­dia.

Jalan sepanjang kurang lebih 26 km ini (Teluk Bayur-BIM) awalnya direnca­na­kan untuk mengurai pe­num­pukan arus kendaraan yang kerap macet pada jam sibuk, sehingga arus lalu lintas dari pusat kota menuju BIM yang mem­butuhkan akses cepat tidak terganggu dan lancar.

Selain itu jalan ini juga berfungsi sebagai jalur evakuasi cepat bagi warga sekitar Pantai Padang dan bagian dari rencana pe­ngembangan pariwisata daerah, khususnya area pesisir pantai Kota Padang.

Diketahui pembangu­nan Jembatan Lolong ter­se­but dimulai sejak 2016 hingga 2019. Terakhir, pada Tahun 2019 lalu Pemprov Sumbar telah mengalo­kasikan anggaran untuk pembangunan jembatan ini sebesar Rp15,4 miliar untuk biaya pengerjaan ta­hap keempat yang diker­jak­an oleh PT. Cahaya Tung­g­al Abadi. (AD.ADPSB)

Exit mobile version