AGAM, METRO–Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanahdatar, kembali mengalami erupsi pada Rabu sore (10/7). Tinggi kolom abu teramati berada pada ketinggian sekitar 1.000 meter dari puncak gunung atau sekitar 3.891 meter dari atas permukaan laut.
Menurut laporan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Bukittinggi, erupsi ini terjadi tepat pada pukul 16.56 WIB dan memiliki durasi sekitar 47 detik dengan amplitudo maksimum ± 30.3 mm.
Warga lokal, Rizal dari Nagari Batu Taba, dan Wali Nagari Bukik Batabuah, Firdaus, sama-sama melaporkan bahwa suara dentuman dari erupsi terdengar sangat keras.
“Cukup keras bunyinya, seperti bunyi ban truk meletus. Kerasnya suara erupsi Marapi itu sempat membuat warga terkejut,” kata Firdaus.
Akibat erupsi ini, status Gunung Marapi kini berada pada Level II (Waspada). Otoritas setempat telah mengeluarkan beberapa rekomendasi keselamatan. Masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung diminta untuk tidak memasuki area dalam radius 3 km dari pusat erupsi di Kawah Verbeek.
Masyarakat juga diimbau untuk waspada terhadap potensi bahaya lahar, terutama saat musim hujan. Selain itu, jika terjadi hujan abu, masyarakat diharapkan menggunakan masker untuk menghindari gangguan pada saluran pernapasan, melindungi mata dan kulit, serta mengamankan sarana air bersih.
Selain itu, masyarakat di sekitar lembah atau aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar mewaspadai banjir lahar. Mereka juga diingatkan untuk membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Pihak berwenang meminta masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang tidak terverifikasi atau hoaks dan mengikuti arahan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah.
Koordinasi antara Pemerintah Daerah di kota Bukittinggi, Padangpanjang, Tanahdatar, dan Kabupaten Agam dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung atau dengan Pos Pengamatan Gunung Marapi terus dilakukan untuk memantau situasi.
Informasi lebih lanjut tentang aktivitas Gunung Marapi dapat diakses melalui aplikasi Magma Indonesia, website Badan Geologi, PVMBG, atau media sosial PVMBG. (*)