PARIAMAN, METRO–Kasus tewasnya Aldelia Rahma (11), siswi SDN 10 Durian Jantung, Kabupaten Padangpariaman, yang dibakar oleh temannya, naik ke tahap penyidikan setelah Satreskrim Polres Pariaman melakukan gelar perkara. Selain memeriksa teman sekelas korban, penyidik juga mendalami unsur kelalaian pihak sekolah.
Diketahui, Aldelia mengalami luka bakar 80 persen akibat dibakar ulah kejahilan temannya sekelasnya saat membakar sampah di belakang sekolah. Hasil penyelidikan, ternyata kegiatan pembakaran sampah ini atas perintah guru olahraga.
Bahkan seorang teman sekas Aldelia yang juga sebagai anak pelaku, disuruh oleh guru olahraga untuk mengambil botol mineral yang berisikan bahan bakar. Namun karena kurangnya pengawa san, korban akhirnya terbakar pada sekujur tubuhnya.
Kasat Reskrim Polres Kota Pariaman, Iptu Rinto Alwi mengatakan, fakta pembakaran sampah ini ternyata atas perintah guru olahraga ini terungkap setelah penyidik melakukan pemeriksaan kepada pihak sekolah dan sejumlah saksi-saksi termasuk terlapor R.
“Memang sesuai keterangan saksi, ketika itu korban ini sedang membakar sampah, dengan teman-temannya siswa kelas 4. Setelah itu, anak pelaku diperintahkan oleh guru olahraga mengambil satu botol mineral berisi bahan bakar,” kata Rinto, Rabu (29/5).
Kemudian, lanjutnya, terlapor R yang dalam hukum berstatus anak pelaku, membawa botol mineral yang berisikan bahan bakar ke tempat pembakaran sampah. Pada saat itu, terdapat korban yang berdiri di dekat kobaran api.
“Guru ini setelah memerintahkan langsung pergi saja. Tidak fokus mengawasi anak. Setelah diambil, anak pelaku menyemprotkan ke tumpukan sampah, lalu (semprotan) kena korban. Korban berdiri di samping api, angin kencang, api menyambar celana lalu membakar korban,” ujarnya.
Ditegaskan Iptu Rinto, korban ketika terbakar langsung lari ke kamar mandi, namun terkunci. Suasana panik, kata Rinto, guru olahraga berinisiatif membuka bajunya untuk mematikan api di tubuh korban.
“Jadi dari insiden ini ada indikasi memang korban disemprotkan bahan bakar oleh temannya. Ada juga kelalaian dari guru karena tidak melakukan pengawasan terhadap aktifitas bakar sampah itu,” tegasnya.
Barang Bukti Hilang
Selain itu, ungkap Iptu Rinto, pihaknya belum bisa memastikan bahan bakar apa yang ada di dalam botol mineral lantaran ada dua versi berbeda. Guru bilang minyak tanah-teman korban pertalite. Sebab, barang bukti ini telah hilang terbakar karena dibuang di tumpukan api oleh anak pekaku.
“Versi guru dan wali kelas menyatakan minyak tanah. Anak-anak teman korban lainnya lagi. Barang bukti ini tidak ada lagi. Botol itu langsung dibuang ke tumpukan sampah yang terbakar,” ungkapnya.
Naik Penyidikan