Menurut Iptu Hendra, di antara enam orang pelaku, ada salah seorang pelaku yang dicurigai oleh korban yang sering dilihat di Pasar Galugua pada saat berdagang. Namun korban tidak mengetahui secara detail identitasnya dan hanya mengenali pakaian pelaku.
“Untuk ciri–ciri yang yang lainnya, sebut Kasat Reskrim, korban tidak mengetahuinya. Pasalnya korban dalam keadaan telungkup dan sudah tidak berdaya. Korban dipukuli oleh pelaku dan kakinya dalam keadaan terikat menggunakan tali plastik warna kuning,” ucapnya.
Iptu Hendra menuturkan, pelaku pada saat mendatangi korban hanya berjalan kaki. Dan pada saat meninggalkan lokasi kejadian pelaku menggunakan sepeda motor sebanyak dua unit. Di mana sepeda motor tersebut merupakan sepeda motor bebek dengan knalpot brong dan berdasar bunyi suara knalpot sepeda motor pelaku pergi ke arah Tanjungjajaran.
“Cara pelaku melakukan perbuatan tersebut adalah dengan cara memukuli korban dan suami korban menggunakan tangan dan kayu karet berulang kali. Hingga korban tidak berdaya dan mengambil tas milik korban yang berisikan uang tunai dan emas,” jelas Iptu Hendra.
Selain menggunakan kayu dan tangan, ungkap Iptu Hendra, pada saat kejadian salah seorang pelaku ada mengeluarkan mainan yang menyerupai senjata api. Pada saat itu korban mengetahui benda tersebut merupakan mainan karena sempat ditembakan ke kaki suami korban. Memang terdengar suara letusan namun tidak ada reaksi dari suami korban setelah ditembak tersebut.
“Setelah pelaku meninggalkan lokasi kejadian, korban berusaha untuk menghampiri suaminya yang berjarak lebih kurang 10 meter tepatnya di dalam parit jalan sebelah kanan. Pada saat itu korban tidak bisa menolong korban karena korban merasa sakit di bagian kanannya. Saat itu korban masih sempat berbincang-bincang dengan suaminya dan menanyakan Hp. Korban pun mencari Hp milik suaminya di dalam sakunya. Tapi ternyata Hp sudah tidak ada lagi,” ungkapnya.
Lokasi Kejadian Sepi
Camat Kapur IX, Wiko Putra, menyebut bahwa dilokasi kejadian, Batu Sompik kondisinya sepi. Meski Jalan sudah rabat beton, namun kiri kanan Jalan dipenuhi kebun Gambir. Sedangkan saat malam kondisi Jalan gelap karena tidak ada penerangan.
“Untuk ruas jalan Sialang-Galugua dan tepatnya di lokasi kejadian yaitu Batu Sompik, memang lokasinya sepi. Dan setelah itu baru ada perkampungan, tepatnya Jorong Galuguah. Boleh dikatakan itu pesawangan, karena kiri kanan jalan dipenuhi perkebunan Gambir,” sebut Camat.
Dikatakan Camat, untuk menuju Galuguah dari Durian Tinggi, menghabiskan waktu sekitar 1 jam lebih kurang. Dan korban menggunakan kendaraan bermotor, karena memang jalur Sialang-Galuguah ada akses yang sangat susah dilalui oleh kendaraan roda Empat sekalipun pakai Doble Gardan.
“Setau kami korban ini memang pedagang emas dari Nagari Durian Tinggi, cuman kalau membawa emas dan uang yang banyak kami belum dapat Informasi pastinya. Dan memang pasar di Galugua itu biasanya malam hari,” ungkap Camat.
Setelah berdagang pada malam harinya, dikatakan camat biasanya para pedagang akan kembali pada malam hari jika tidak ada kejadian seperti jalan yang putus atau banjir.
“Biasonyo kalau lai lancar sajo mereka umumnyo pulang setelah selesai pasar, kecuali akses jalan tidak bisa dilalui dibeberapa titik, baru mereka bermalam di Galugua,” sebut Camat.
Atas kejadian itu dirinya bersama wali nagari, tokoh masyarakat forkopimca akan evaluasi pelaksanaan pasar atupun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada malam hari agar kejadian serupa tidak terulang lagi. “Semoga ke depan masyarakat kita tetap berhati-hati,” sebutnya. (uus)