Bulan Ramadhan adalah bulan mulia dan istimewa khususnya bagi umat Islam. Pada bulan ini, pintu taubat terbuka lebar dan pahala dilipatgandakan. Ramadhan bagaikan kesempatan emas bagi umat islam untuk bertobat, menggapai maghfirah dan menebus dosa-dosa yang telah diperbuat dengan melakukan ketaatan secara totalitas.
Sejatinya, meminta ampunan atau bertobat tidak harus menunggu bulan Ramadhan datang. Bertobat harus dilakukan sesegera mungkin setelah kita melakukan dosa. Sebagai manusia biasa, tentu setiap harinya kita tidak luput dari perbuatan dosa. Maka sudah seharusnya setiap hari kita harus meminta ampunan dan bertobat kepada Allah
Nabi Muhammad SAW saja yang jelas-jelas maksum, dalam hadits dikatakan setiap harinya bertobat kepada Allah sebanyak 100 kali. Bagaimana dengan kita yang hanya manusia biasa penuh dengan kelalaian?
Nabi bersabda yang artinya: “Wahai sekalian manusia, bertobatlah kalian kepada Allah dan mintalah ampunan-Nya, sesungguhnya aku bertobat dalam sehari sebanyak 100 kali”. (HR. Muslim).
engampuan dosa pada bulan Ramadhan disebutkan secara khusus dalam hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Wahai sekalian manusia, bertobatlah kalian kepada Allah dan mintalah ampunan-Nya, sesungguhnya aku bertobat dalam sehari sebanyak 100 kali”. (HR. Muslim).
Pengampuan dosa pada bulan Ramadhan disebutkan secara khusus dalam hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: “Di antara shalat lima waktu, hari Jumat ke Jumat, Ramadhan ke Ramadhan berikutnya, itu menjadi penghapus (dari dosa-dosa) yang dilakukan diantara waktu tersebut sekiranya dosa-dosa besar dapat dihindari” (HR. Muslim).
Terkait hadits ini, Imam Nawawi (w.676 H) dalam kitabnya, Syarhun Nawawi ala Muslim mengatakan bahwa penghapusan dosa-dosa yang telah dilakukan sebelumnya artinya adalah bahwa seluruh dosa akan diampuni atau mendapat maghfirah kecuali dosa-dosa besar.