AMALAN puasa Ramadhan adalah perisai bagi seorang Muslim untuk membentengi dirinya dari maksiat dan neraka. Dengan berpuasa, seseorang dapat mengontrol dirinya untuk tidak melakukan maksiat yang ujungnya mengantar ke neraka.
Hal ini juga sudah diingatkan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Beliau shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:” Dan puasa adalah perisai, maka ketika seseorang berpuasa janganlah berkata-kata kotor, janganlah berteriak-teriak dan janganlah melakukan kejahilan, dan apabila ada orang mencacinya atau memeranginya hendaklah ia berkata: Saya sedang puasa, saya sedang puasa.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu)
Hadits yang mulia ini menunjukkan keutamaan puasa yang sangat agung, yaitu akan menjadi perisai dari api neraka. Akan tetapi sebelum itu harus menjadi perisai dari maksiat dalam kehidupan dunia ini. Bahkan inilah hakikat puasa, yaitu menahan diri dari perbuatan yang haram.
Puasa bukan sekedar menahan dari makan, minum dan syahwat. Puasa adalah benteng kita dari maksiat. Baik maksiat hati, maksiat lisan, maksiat mata, maksiat telinga, maupun maksiat seluruh anggota badan.
Maksiat adalah lawan dari taat, atau bisa juga dimaknai dosa dan segala bentuk penyimpangan dari perinta Allah. Maksiat kepada Allah artinya menentang perintah Allah dengan meninggalkan perintah dan menjalankan larangan Allah SWT. Maksiat terbesar dalam hidup ini adalah menentang aturan Allah SWT dan menolak syariat Allah SWT.
Dengan demikian orang yang berpuasa akan selalu tunduk patuh kepada Allah SWT, akan selalu taat kepada Allah SWT secara mutlak, menjalankan hukum-hukum-Nya. Dalam hadits tersebut Rasulullah SAW menjelaskan contoh konsekuensi dari puasa sebagai perisai.
Pertama: Falaa Yarfuts. Janganlah ia melakukan Rofats. Apa itu Rofats?. Rofats adalah mengatakan kata-kata kotor dan melakukan perbuatan kotor, termasuk di dalamnya kata-kata dan perbuatan jorok dan seronok. Orang yang berpuasa akan selalu menjaga kesucian lisan dan perbuatannya, sehingga terhindar dari perkataan dan perbuatan kotor, jorok, nista dan dosa. Dari mulut dan anggota tubuh orang yang berpuasa akan keluar ucapan dan prilaku yang baik dan indah.
Kedua, wala yashkhob, artinya janganlah ia berteriak-teriak ketika berpuasa. Maksudnya jangan bertengkar dan berselisih sehingga berteriak mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas.