Gempa Pasaman Barat dan Pasaman, 11 Orang Meninggal dan 4 Hilang Terimbun Longsor, Belasan Ribu Warga Bertahan di Tenda Pengungsian

PENCARIAN— Tim gabungan terus melakukan pencarian korban tertimbun longsor akibat gempa di di Jorong Guguk, Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman akibat gempa.

PASAMAN, METRO–Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban meninggal dunia akibat gempa mag­ni­tudo 6,1 yang mengguncang wila­yah Pasaman Barat (Pasbar) dan Kabupaten Pasaman menjadi 11 orang. Sementara, empat warga lagi masih dinyatakan hilang.

Plt  Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, dari 11 korban meninggal dunia itu, lima di antaranya di Pasaman Barat dan enam korban meninggal dunia itu di Kabupaten Pasaman.

“Totalnya sudah 11 ornag me­ning­­gal. Bertambahnya korban meninggal, setelah pada Minggu (27/2), ditemukan lagi satu orang yang meninggal dunia di Kabupaten Pasaman. Sedangkan data terkini, masih ada empat orang lagi yang dinyatakan hilang,” ujar Abdul melalui keterangan tertulisnya, Minggu (27/2).

Dikatakan Abdul, selain 11 korban meninggal dunia itu, juga ada 42 warga luka berat. Lalu, 345 orang luka ringan.  Sementara, jumlah warga yang mengungsi, kurang lebih mencapai 13 ribu jiwa.

“Tim gabungan dikerahkan untuk terus melanjutkan upaya pencarian dan pertolongan terhadap empat orang yang masih dinyatakan hilang. Fokus utama penanganan, yaitu pencarian empat orang hilang, pendataan kerusakan dan yang terpenting memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi,” jelasnya.

Bertahan di Tenda Pengungsian

Mayoritas korban terdampak gempa bumi magnitudo 6,1 di Kabupaten Pasaman Barat, masih bertahan di tenda pengungsian utama. Pasalnya, warga masih trauma kembali ke rumahnya karena khawatir akan ada gempa susulan.

“Kami masih trauma ada gempa susulan dan kalau balik ke rumah tidak bisa karena rumah kami tidak bisa dihuni lagi,” kata salah seorang pengungsi Yati (52), Senin (28/2).

Hingga Senin (28/2) ma­sih banyak warga yang memilih bertahan di tenda pengungsian. Sementara anak-anak terlihat bermain di luar tenda.  Ada juga yang melakukan senam trauma healing sebagai proses penyembuhan trauma bagi warga.

Pengungsi lainnya, Silam (60) dari Jorong Simpang Timbo Abu mengatakan ia bersama keluarga mengungsi ke posko pengungsian utama di halaman kantor bupati karena takut gempa susulan dan longsor.

Daerah kami berada di kaki Gunung Talamau dan getaran gempa sangat te­rasa. Apalagi, di kaki Gunung Talamau juga sudah ada longsor,” ujarnya.

Dengan ancaman longsor itu, katanya, keluarganya mengungsi ke posko utama halaman kantor bupati di Simpang Empat. “Kami aman, karena jauh dari ancaman longsor,” kata warga lainnya Dalih (59).

Pemkab Pasaman Barat pun tak henti-hentinya menerima bantuan di posko bencana rumah dinas bupati dari berbagai pihak. Pemkab setempat juga terus menyalurkan bantuan ke warga terdampak gempa, baik langsung maupun ke posko pengungsian yang tersebar di Kecamatan Talamau dan Kinali.

“Kebutuhan pengungsi terus kita penuhi dengan membagikan langsung me­lalui tim yang sudah ditunjuk,” kata Bupati Hamsuardi.

Di Kabupaten Pasmaman, hingga Senin (28/2), Bupati Pasaman, Benny Utamamenuturkan, terdapat 4.407 pengungsi (1047 KK) di Kecamatan Tigo Nagari dan terbanyak berasal dari Nagari Malampah. Data itupun belum termasuk tiga kampung yang belum terdata.

“Tenda pengungsi ma­sih sangat dibutuhkan warga. Saat ini baru ada 80 set ukuran besar dan kecil. Namun laporan dari Kepala Dinas Sosial Pasaman, malam ini sudah datang 1.500 tenda berbagai model dan ukuran dari Kementerian Sosial, berikut kasur, busa serta selimutnya,” ungkap Benny.

Selain itu, Benny menuturkan, dalam rapat menginstruksikan pembuatan MCK darurat di lokasi-lokasi pengungsian, juga sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air para pengungsi.

“Jumlah sesuaikan dengan kebutuhan para pengungsi di tiap lokasi, hitung berapa perempuan dan berapa laki-laki. Seluruh OPD Pemkab Pasaman agar fokus dulu dipemulihan pascabencana Ma­lam­pah, karena ini merupakan kerja besar yang harus ditangani terpadu dan serius,” teasnya.

Sementara, kepada Kadis Kesehatan, Benny meminta agar mendirikan posko kesehatan di seluruh lokasi pengungsian, dan melakukan pengecekan kesehatan para pengungsi setiap hari.

“Lakukan pemeriksaan kesehatan setiap hari, dan sediakan stok obat-obatan sebanyak mungkin, termasuk vitamin, untuk menjaga kesehatan para pengungsi,” kata Bupati.

Kerahkan Anjing Pelacak

Tim gabungan yang ter­diri dari TNI, Polri, BPBD, Ba­sarnas dan instansi ma­s­yarakat serta relawan lain­nya, masih terus mela­kukan pencarian terhadap empat orang yang tertimbun longsor di Jorong Guguk, Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman.

“Petugas sampai saat ini masih melakukan pencarian korban yang hilang terimbun longsor. Diduga tertimbun longsor yang dipicu karena gempa yang berpusat di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) pada Jumat (26/2) lalu,” kata Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Satake Bayu Setianto.

Dikatakan Kombes Pol Satake Bayu, Polda Sumbar menurunkan sejumlah personel dari Ditsamapta dan Satbrimob untuk membantu proses pencarian terhadap warga yang hilang tertimbun longsor. Bahkan, anjing pelacak dari unit K-9 juga ikut melakukan pencarian.

“Semoga korban dengan cepat dapat ditemukan. Selain fokus pada pencarian korban yang hilang, Polda Sumbar juga fokus me­nangani masyarakat yang terdampak gempa, seperti memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhannya selama tinggal di tenda pengusian,” jelasnya. .

Kerahkan Tim Trauma Healing 

Sementara, Kapolda Sumbar memastikan untuk tim trauma healing sudah berjalan dalam membantu penanganan masyarakat pascagempa di Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Pasaman.

“Tim trauma healing sedang berjalan, dengan skala prioritas barangkali untuk sasaran anak-anak dulu,” kata Irjen Pol Teddy Minahasa saat melakukan peninjauan posko pe­ngung­­sian masyarakat di lapangan depan MAN 4 Pasaman Barat, Limpato, Kenagarian Talu Kecamatan Talamau, Pasaman Ba­rat, Minggu (27/2) sore.

Untuk secara umum kata Irjen Pol Teddy, belum bisa dilakukan secara kolektif. Hal ini dikarenakan fasilitas yang ada cukup terbatas, seperti tenda-tenda pengungsian yang masih tenda darurat.

“Sedangkan untuk trauma healing harus di tempat-tempat yang layak, yang membuat suasana psikologi nyaman,” ujarnya.

Sementara, Kombes Pol Satake Bayu Setianto, me­nga­takan, pascagempa di Pasaman Barat dan Pasaman, Polda Sumbar dan jajarannya berupaya mela­kukan kegiatan-kegiatan aktivitas sosial kemanusiaan.

“Kita kebetulan melihat pasar yang kemarin tutup sekarang sudah mulai ada kegiatan masyarakat, dimana ada penjual dan pembeli disana mereka saling beraktivitas seperti biasa,” sebut Kombes Pol Satake, Senin (28/2).

Terkait di tempat pengungsian, sebut Kombes Pol Satake Bayu, Polda dan Polres setempat juga berupaya untuk melakukan trauma healing pada anak-anak.

“Karena kita tahu anak-anak ini harus kita naikkan imun kegembiraannya, dengan kegiatan seperti bermain, bernyanyi dan melaksanakan aktifitas anak meningkatkan kebahagiaannya,” ujarnya.

Ia menerangkan, untuk tim ttauma healing yang diturunkan dari Polda Sumbar adalah dari SDM dan Biddokkes, bersama dengan tim yang sudah dibentuk dalam memberikan pelajaran serta permainan.

“Mereka akan mobile, titik awal di tempat pengungsian lapangan bola, nanti akan bergeser ke tempat lainnya,” terangnya.

Untuk personel Polda Sumbar dan jajaran yang ikut membantu dalam mem­­berikan pengamanan dan pelayanan kepada ma­syarakat, ia menghimbau agar tetap semangat dalam membantu mas­yarakat, sehingga dalam pelaksanaan kemanusiaan itu bermanfaat bagi ma­syarakat yang mengalami gempa.

“Selain itu, petugas akan melakukan patroli keamanan di sepanjang jalan lokasi gempa serta tempat-tempat posko pengungsian masyarakat,” pungkasnya.

Data Pasaman Barat

Dampak kerusakan infrastruktur di Kabupaten Pasaman Barat akibat gem­pa, yakni jalan Provinsi Simpang Empat – Panti kilometer 18 sampai kilometer 20, aprit jembatan Batang Parhiasan dan Batang Kuranji Kajai, serta pipa saluran air bersih dan irigasi juga rusak.

Selain itu, kerusakan di bidang sarana dan prasarana umum, di antaranya 15 rumah ibadah rusak, baik sedang maupun berat, 5 unit SD dan SLTP di Kecamatan Talamau dan Kinali rusak sedang dan berat.

Selanjutnya, 10 gedung kantor pemerintahan dan sarana pendukungnya rusak ringan dan berat, 500 rumah penduduk baik ringan sedang maupun berat. Data korban luka ringan saat ini sebanyak 42 orang, luka berat 22 orang, dirawat di Puskesmas 22 orang, dirujuk ke Rumah Sakit M Djamil Padang 5 orang, dan korban meninggal dunia 5 orang.

Sementara, 10.700 orang saat ini mengungsi di tujuh titik posko pengungsian yang disiapkan Pemkab Pasaman Barat. Di antaranya Jorong Timba Abu tercatat 1.500 orang, Jorong Mudik Simpang 1.500 orang, lapangan bola Limpato 2.500 orang, lapangan bola Kampung Tengah 2.000 orang, lapangan bola Sukamenanti 500 orang, dan halaman Kantor Bupati sebanyak 2.800 orang. (tim)

Exit mobile version