PADANGPARIAMAN, METRO – Diduga karena kram, seorang pelajar SMAN 3 Bukittinggi harus meregang nyawa di objek wista Lubuak Nyarai, Kecamatan Lubukalung, Padangpariaman, Selasa (20/2). Dia tenggelam dan tak bisa diselamatkan. Tak ayal, hal itu membuat gempar warga sekitar yang mengetahui kematian Muhammad Yoga ANanda (18).
Korban ditemukan tewas oleh petugas Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) Padangpariaman sekitar pukul 16. 45 WIB di atas bebatuan. Lokasinya tidak jauh dari tempat awal korban mandi bersama rekan-rekannya.
Hingga berita ini diturunkan, kasus tersebut masih ditangani jajaran Polsek Lubukalung dan BPBD Padangpariaman untuk proses lebih jauh. Kasus korban tewas dalam aliran sungai objek wisata Lubuk Nyarai ini memang menjadi perhatian banyak pihak. Karena, objek wisata ini sedang naik daun dan ramai dikunjungi.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Padangpariaman Budi Mulya dan anggota Pemadam Kebakaran (Damkar) Padangpariaman Nofri serta seorang pemandu wisata, Zal menyatakan, korban berasal dari Kota Bukittinggi. Mereka pergi ke objek wisata air terjun sebanyak 22 orang.
Katanya, korban sampai di lokasi Lubuk Nyarai sekitar pukul 11.30 WIB. Korban dan teman-temannya singgah di Posko Nyarai dan pukul 15.30 WIB sampai di air terjun Nyarai. Sesampai di lokasi Lubuk Nyarai korban langsung melompat ke air. Tragisnya, tiba-tiba kaki korban kram. Korban sempat ditolong 4 orang temannya agar menepi.
Namun, katanya, nahas korban tidak tertolong. Entah bagaimana korban langsung tenggelam di lokasi kejadian. Sementara 4 orang temannya yang mencoba menolong berhasil selamat, meski sempat tercebur ke dalam sungai.
Melihat kondisi demikian petugas TRC langsung menuju ke lokasi guna melakukan pencarian korban. ”Petugas dibantu pemandu wisata Lubuak Nyarai, KSB (Kelompok Siaga Bencana) dan warga sekitar langsung melakukan pencarian korban. Akhirnya, korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa,” ujarnya.
Korban langsung dievakuasi menuju RSUD Padangpariaman di Paritmalintang dalam kondisi tidak bernyawa. ”Jasad korban sekarang telah diambil visumnya oleh petugas RSUD Padangpariaman,” ungkapnya.
Zulzaldi, staf Pusdalops BPBD Padangpariaman menyatakan, jasad korban masih berada di RSUD Padangpariaman. Petugas menunggu sanak familinya menjemput ke rumah sakit untuk dimakamkan di pekuburan kaumnya di Bukittinggi.
Wakil Bupati Padangpariaman Suhatri Bur menyebut, selama ini telah diingatkan kepada pada pemandu wisata (Pokdarwis/kelompok sadar wisata) agar memperhatikan wisatawan yang datang. ”Wisatawan tidak mengetahui lokasi yang sangat menantang. Karena itulah Pokdarwis harus memperhatikan dan mengawasi dengan baik sesampai di lokasi,” katanya.
Pokdarwis, sebutnya, harus mengetahui kondisi kesehatan wisatawan sebelum mereka mandi-mandi. “Apalagi korban ini habis melakukan perjalanan yang jauh dari Kota Bukittinggi,” tandasnya. (efa)
Komentar