PESSEL, METRO – Hujan badai tidak hanya melanda Kota Padang, di Pessel, badai membuat dua kapal bagan nelayan dihempas gelombang tinggi. Satu nelayan diketahui meninggal, saat kapalnya terhempas. Sementara, 10 anak buah kapal (ABK) berhasil selamat dalam badai ganas di tengah laut itu, Rabu (31/5).
Kapal bagan milik nelayan Kenagarian Amping Parak, Kecamatan Sutera, diketahui sedang melaut di perairan Pulau Karabak. Cuaca buruk membuat kondisi kapal terombang ambing di tengah laut. Nahas, gelombang tinggi dan badai membuat kapal bagan pecah, Rabu (31/5) sekitar pukul 09.00 WIB.
Kapolsek Sutera AKP Alkadri mengungkapkan, musibah yang membuat kapal bagan pecah di perairan Pualu Karabak. Untunglah, para ABK berhasil selamat. ”Kapal bagan pecah akibat dihempas gelombang, dan membuat nelayan tidak bisa melaut. Kapal bagan berhasil ditarik oleh kapal bagan lain di tengah laut,” terang AKP Alkadri.
Ia menuturkan, 10 ABK berhasil selamat setelah berenang ke tepi pantai, dan sebagian lagi diselamatkan kapal nelayan. Pemilik Bagan, Roni (35) diketahui berasal dari Anakan, Kecamatan Batang Kapas.
Sementara itu, sekitar pukul 16.30 WIB, seorang nelayan ditemukan sudah tidak bernyawa di tepi pantai perairan Pasir Ganting, Kenagarian Pulau Rajo Inderapura, Kecamatan Airpura. Nelayan, Datuk (50), warga Mauro Gedang, Kenagarian Linggo Sari Baganti, diduga tewas karena kapalnya dihempas gelombang tinggi.
Kapolsek Pancung Soal Iptu Sugondo, membenarkan penemuan mayat nelayan di perairan laut pantai Pasir Ganting. Korban Datuk ditemukan seorang warga bernama Bidin ketika pergi melaut.
“Diduga korban meninggal akibat kapal nya pecah usai terhempas ombak besar saat melaut. Kita mengimbau nelayan yang ingin melaut untuklebih hati-hati. Kalu badailebih baik tunda dulu melautnya,”ungkap Iptu Sugondo. (m)
Komentar