LIMAPULUH KOTA, METRO – Menjelang Ramadhan, objek wisata Kapalo Banda Taram, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, kembali memakan korban. Rabu (24/5) siang, sekitar pukul 13.30 WIB, murid Taman Kanak-Kanak (TK), tewas setelah tenggelam saat bermain-main batu kerikil di sekitar aliran Kapalo Banda.
Nahas, nyawa bocah bernama Nadif Alfalah (6) tidak berhasil diselamatkan, meski kedua orang tua dan saudara-saudara yang juga ikut pergi mandi-mandi ke salah satu lokasi wisata favorit di Limapuluh Kota tersebut, menolong.
Tubuh Nadif ditemukan tidak bernyawa setelah warga ikut berusaha mencari. Isak tangis tak terbendung dari wajah ibu korban Nadif, yang menyaksikan anak kesayangannya sudah tak bernafas. Padahal, saat berangkat dari rumah Nadif dalam keadaan sehat-sehat.
Yulniati (47), ibu korban di Rumah Sakit Dr. Adnan WD Payakumbuh menceritakan, bahwa, di perjalanan jelang sampai ke lokasi Kapalo Banda, anaknya Nadif bercerita ia melihat patung bertepung. Mereka pergi ke Kapolo Banda, sekitar pukul 10.30 WIB
”Saat baru di jalan ketika mau sampai di lokasi dia sempat beberapa kali menyebut melihat patung bertepung dilokasi itu. Saya tidak menyangka anak saya akan tenggelam begini,” cerita Yulniati, dengan terisak-isak.
Tempat aliran sungai Kapalo Banda nyaris setiap tahun menjelang memasuki bulan suci Ramadhan ada saja yang meninggal karena tenggelam saat bermain air. Meski demikian masyarakat terus berdatangan untuk mandi-mandi atau sekadar berfoto-foto ke lokasi sambil menaiki rakik terbuka dari potongan bambu.
Menurut Yulniati, anaknya sesampai diobjek wisata Kapalo Bando langsung bermain-main. Korban Nadif, memilih batu-batu kerikil sungai. Bahkan dua buah batu yang ia pilih diserahkan kepada ibunya.
Akan tetapi, sekitar pukul 13.30 WIB, korban tiba-tiba saja sudah tenggelam. Kakak korban mencoba menyelamatkan anak keempat dari lima bersaudara itu, namun usahanya sia-sia. Akhirnya sejumlah pengunjung berusaha menyelamatkan korban, meski berhasil menemukan korban yang tenggelam.
”Nadif sangat senang bisa pergi berlibur. Ia memang juga bermain dengan air,” tutur Yulniati, yang terlihat berkali-kali harus ditenangkan oleh kerabat saat histeris melihat tubuh putranya itu terbujkur kaku.
Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Limapuluh Kota, Ramadinol menyebut, hingga kemarin ia belum menerima laporan murid TK yang tenggelam di objek wisata Kapalo Banda. Meski begitu, BPBD L menghimbau agar masyarakat yang hendak berkunjung ke berbagai objekwisata terutama saat potang balimau harus tetap waspada.
Kemudian, objek wisata seperti Kapalo Banda, Batang Tabik dan Harau memiliki petugas yang menjaga dan memantau sesuai SOP. “Kita harapkan kepada masyarakat yang ingin ke tempat wisata air untuk hati-hati apalagi jika membawa anak-anak. Dan, seharusnya di setiap objekwisata ada petugas jaga dan mengarahkan pengunjung,” sebutnya. (us)