Digerebek, Wanita Malam Sembunyi di Kolong Meja

PADANG, METRO–Dua dari empat wanita malam nekat bersembunyi di kolong meja saat kafe tempat mereka mangkal digerebek petugas Sat Pol PP, Selasa (25/8) dinihari. Meski sudah bersusah payah bersembunyi, keduanya tetap tertangkap juga dan digelandang ke Mako Pol PP.
Keempat wanita yang diamankan petugas tersebut diketahui berinisial YN (25), RN (29), SR dan PN. Keempatnya sewaktu tertangkap terlihat berdandan menor. Mereka tak terlalu memberikan perlawanan ketika dinaikkan ke atas mobil patroli petugas.
Keempatnya tertangkap di salah satu kafe di Jalan Niaga, kawasan Pondok.
Awalnya, petugas yang menerima informasi mendatangi kafe tersebut. Sewaktu petugas datang, terlihat pintu kaca tertutup rapat, sehingga tak tampak ada aktifitas di dalam cafe. Walau demikian, lampu kerlap-kerlip hidup di dalamnya.
Petugas yang masuk, lalu menggeledah ruangan serta mempertanyakan izin kafe. Pada saat petugas melakukan penggeledahan di dalam room ternyata didapati dua orang perempuan yang sedang bersembunyi di bawah kolong meja dan terlihat sangat ketakutan. Keduanya lalu disuruh keluar dan diminta identitasnya. Dua lainnya diamankan juga di dalam kafe.
Salah seorang wanita yang diamankan berinisial PN, saat ditanyai wartawan mengaku berasal dari Penyabungan, Sumatera Utara dan baru malam itu masuk kerja di cafe. Dirinya tiba di kota Padang belum genap satu bulan.
”Saya di Padang ngekos bersama dengan suami. Saya memiliki satu orang anak dan masih berstatus suami-Istri. Namun karena tidak ada pekerjaan lain di kota Padang maka saya cari kerja di sebuah cafe atas izin suami,” katanya.
Sementara itu, PN menuturkan bahwa dirinya nekat bekerja di Cafe, karena suaminya baru saja di berhentikan dari pekerjaannya sejak seminggu belakangan, sehingga mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-haru.
”Suami saya sebelumnya bekerja di kapal pengangkut minyak ke Mentawai. Suami saya dipecat karena terlambat masuk kerja akibat motor yang dipinjam kepada teman telat pulang. Sehingga suami saya terlambat 5 menit bekerja, kapal berangkat dan suami saya langsung dipecat saat itu juga,” jelasnya.
Karena suami tidak lagi bekerja, maka PN mencoba mencari kerjaan lain demi kebutuhan keluarga, namun nasib sial bagi dirinya, sebab di hari pertama masuk kerja, dirinya sudah terjaring razia Pol PP.
“Saya pertamakali masuk kerja di cafe. Kerena kondisi cefe lenggang dan saya belum mendapat tamu. Karena larut malam, maka saya berencana ingin pulang kerumah. Belum sempat pulang kerumah saya telah mendapat tamu. Maka saya mengurung niat untuk pulang kerumah saat itu juga. Saya sudah telpon suami dan memberitahu padanya bahwa saya tidak jadi pulang ke rumah karena ada tamu. Saat di telpon suami mengizinkan dan merasa bersyukur meskipun ikhlas tapi tak rela. Namun apa daya karena tidak ada pilihan lain,” ungkapnya dengan nada sedih.
Selain itu, dirinya juga berencana akan meninggalkan Padang, dan kembali ke kampung, sebab tidak mungkin lagi bertahan di Padang karena suami tidak lagi bekerja. “Namun untuk pulang ke kampung tidak mempunyai uang. Meskipun udah memiliki motor namun uang membeli minyak tidak punya. Makanya saya dan suami sepakat untuk sementara waktu saya mencari kerjaan untuk membeli minyak buat pulang ke kampung,” akunya.
Dia menyebutkan dirinya belum lama di dalam kafe, namun petugas datang dan karena merasa ketakutan dan hilang akal dia bersembunyi di bawah kolong meja. “Karena saya takut akhirnya sembunyi di bawah kolong meja. Sebab, saya baru pertamakali ini. Saya ambil hikmahnya saja, berarti pekerjaan saya ini tidak diridhoi. Saya berjanji tidak akan mengulangi lagi,” sebutnya.
Hal serupa juga dikatakan RN (29), sebelumnya tinggal di Bungus, sewaktu suaminya masih bekerja di PT ternama di kota Padang.
“Namun karena suami telah di-PHK, saya mencoba mencari kerja sambilan. Akhirnya saya pun harus bekerja untuk mencari uang tambahan. Saya hampir satu bulam bekerja di cafe ini. Saya tidak mendapatkan gaji bulanan, hanya saja kita berpandai-pandai dengan tamu,” katanya.
Dia mengaku, untuk melayani tamu cafe dirinya mendapat uang cas 30 ribu perjam, kemudian uang tips tergantung kepada tamunya apakah mereka merasa nyaman maka uang tips bisa bisa dikasih pengunjung Rp50 sampai Rp100 ribu. “Tekadang kita tidak mendapat uang cas karena tamunya langsung bilang sama maminya agas uang casnya di matikan,” akunya perempuan beranak tiga ini.
Perempuan lainnya, YT mengaku dirinya memiliki seorang anak yang berumur baru delapan bulan. Suaminya sudah tiga bulan tidak pulang. Karena saya tidak memiliki kerjaan lain sementara susu anak juga perlu dibeli, saya terpaksa kerja begini,” ucap YT.
Sebelum diamankan oleh Satpol PP, dia mengaku dirinya akan bersiap-siap untuk pulang karena telah larut malam, namun petugas mendadak masuk. “Sebelum berangkat kerja, saya susui terlebih dulu anak saya. Kemudian anak saya titipkan pada tetangga sebelah. Jika saya pulang dari kerja dan mendapatkan uang, saya juga berikan pada tetangga yang telah menjaga anak saya,” ungkapnya.
Kasat Pol PP Kota Padang Firdaus Ilyas menyebutkan, pihaknya masih menyelidiki keempat perempuan yang tertangkap. “Kalau mereka PSK akan dibawa ke Panti Andam Dewi. Tapi jika tidak, akan dibuat surat perjanjian, dengan catatan tidak lagi mengulangi perbuatannya,” terang Firdaus Ilyas. (cr9/cr11)

Exit mobile version