Muslim Kasim Berpulang; Selamat Jalan Mamak Kito

PADANGPARIAMAN, METRO–Pagi Minggu (12/2), Bandara Internasional Minangkabau (BIM) sudah ramai, tapi lebih ramai di ruangan VIP. Ratusan orang berkumpul menunggu ‘kedatangan’ jenazah mantan wakil Gubernur Sumbar, Muslim Kasim yang akrab disapa MK. MK, juga adalah bupati Padangpariaman dua periode (2000-2010) yang tentu telah banyak memberikan warna di Piaman.
Pelepasan MK di BIM dipadati sejumlah tokoh masyarakat Sumbar, seperti Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Wakil Gubernur Nasrul Abit, Ketua DPRD Sumbar Hendra Irwan Rahim, bupati dan wali kota se-Sumbar, serta kerabat dan kolega yang khidmad mengikuti setiap rangkaian acara. Memang, biasanya acara seperti ini digelar di Kantor Gubernur Sumbar, tapi berbeda dengan MK. Juga terlihat istri MK, Nasrida Muslim.
Sekretaris Provinsi Sumbar Ali Asmar mengakui, banyak yang mempertanyakan, kenapa pelepasan digelar di VIP BIM. ”Seharusnya memang dibawa ke Kantor Gubernur untuk disemayamkan. Namun kesepakatan dengan keluarga, dilepas gubernur di VIP BIM. Untuk menjawab pertanyaan, karena biasanya di kantor gubernur,” katanya.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sumbar Jayadisman membacakan riwayat hidup singkat MK yang juga dikenal dengan mamak kito ini. Lahir 28 Mei 1942 di Pakandangan, Enam Lingkung, Padangpariaman. Saat berpulang, MK berumur 75 tahun, meninggalkan lima anak dan 12 orang cucu.
Awal 1976, MK mengawali karirnya di Badan Usaha Logistik (Bulog) yang dulu bernama Dolog (Depot Urusan Logistik) sebagai Inspektorat. Dia mengakhiri karir di Bulog sebagai Kepala Bulog Sumbar, 1998-2000. Tahun 2000, MK terpilih menjadi Bupati Padangpariaman dan berlanjut pada 2005-2010. Tahun 2010-2015, MK menjadi wakil gubernur mendampingi Gubernur Irwan Prayitno.
Sambutan ahli waris dibacakan Zakirman Kasim yang tak lain adalah adik kandung MK. Dia menjelaskan, MK berpulang Sabtu (11/2) sekitar pulul 21.45 WIB di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta. ”Pemakaman di Gadur, Pakandangan, sesuai amanah beliau yang ingin dekat dengan (makam) ibunda,” katanya.
Ketua DPRD Sumbar Hendra Irwan Rahim sebagai perwakilan masyarakat Sumbar menyebut, MK adalah tokoh yang dibanggakan, berhasil sebagai pribadi dan anak-anaknya juga berhasil. “Apalagi, beliau pernah jadi bupati dua periode sebelum jadi wagub. Kita kehilangan tokoh senior. Yang banyak memberikan masukan kepada Sumbar,” kata Hendra yang kembali mendapatkan SK sebagai ketua DPD Partai Golkar Sumbar beberapa hari lalu.
Atas nama masyarakat, kata Hendra, semua turut berduka dan bersedih hati. Mewakili rakyat Sumbar, kami meyakini semua sudah memaafkan apa yang telah beliau perbuat selama ini. Mari bersama mendoakan beliau diterima di sisi Allah. “Kita semua banyak mendapatkan inspirasi dari beliau,” kata Hendra.
Jelang pelapasan, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno memberikan sambutan. Menurutnya, setiap manusia pasti akan sampai pada ajalnya. “Hari ini kita sama-sama menyaksikan tokoh senior, orang tua, mamak kita, mengikuti dan memenuhi panggilan Allah. Kita pun akan sampai kesana suatu saat nanti,” katanya.
Irwan menyebutkan, MK dihormati sebagai mantan wakil gubernur, mantan bupati, tokoh kebanggaan yang telah banyak berbuat. ”Lima tahun lamanya menjadi wagub, banyak kinerja yang menggambarkan ketokohan beliau. Kami berterima kasih,” katanya.
Irwan mengajak semua yang hadir, mitra, OPD dan lainnya, yang pernah menjadi rekan kerja atau bawahan MK, agar merelakan dan mendoakan kepergiannya. Karena, pasti ada kesalahan kata, salah ucap, dan lainnya, selama bekerja bersama-sama.
”Kami ingatkan dan mengimbau semua demi kerelaan. Agar kita yang hidup memaafkan kesalahan, semoga Allah beri surga ke beliau. Selamat jalan bapak kita, mamak kita, kebanggaan kita. Bunga kembang tergantung musim, jangan dipetik setiap hari. Selamat jalan Pak Muslim Kasim, doa kami mengiringi,” kata Irwan menutup pidatonya dengan pantun dan melepas jenazah ke Parit Malintang untuk disemayamkan.
Tokoh Berjasa
Di Padangpriaman, MK dikenal sebagai tokoh kharismatik yang sangat berjasa dalam membangun daerah. MK sukses melahirkan Kabupaten Kepulauan Mentawai dan Kota Pariaman. Juga sukses memindahkan pusat perkantoran Bupati Padangpariaman. Berkat dukungan semua pihak, MK dapat melaksanakan dengan sukses sampai Peraturan Pemerintah (PP) no 79 tentang kepindahan pusat perkantoran tersebut.
Saat itu, MK yang berpasangan dengan H Ali Mukhni (Bupati Padangpariaman saat ini) langsung tancap gas untuk membangun pusat perkantoran Bupati Padangpariaman di Korong Pasa Dama, Nagari Paritmalintang. Duet Muslim Kasim-Ali Mukhni sukses meletakan batu pertama pembangunan kantor Bupati Padangpariaman. Berbagai rintangan dilalui.
Berbagai prestasi diraih semasa dua kali periode menjadi bupati Padangpariaman. Berbekal prestasi tersebut, MK sukses menjadi Wakil Gubernur berpasangan dengan H Irwan Prayitno. Meski menjadi wagub, yang namanya pembangunan di Padangpariaman tetap menjadi perioritasnya. Tak heran geliat pembangunan di Padangpariaman dari tahun ke tahun terus berubah dratis.
Sekarang pusat perkantoran Bupati Padangpariaman dilanjutkan pembangunannya oleh H Ali Mukhni. Seiring dengan itu H Muslim Kasim melaksanakan pembangunan di seluruh Propinsi Sumatra Barat. Namun, pembangunan di Kabupaten Padangpariaman tetap menjadi perioritasnya.
Sehabis masa jabatan wagub, MK maju menjadi calon gubernur berpasangan dengan H Fauzi Bahar. Sayang, Allah SWT belum menkhendaki untuk memenangkan Pilkada.
Meski tidak lagi menjadi pejabat, tapi sumbagsih MK terhadap pembangunan tetap berlanjut. Sampai akhirnya hayatnya, MK tetap meminta Ali Mukhni untuk membangun Padangpariaman yang lebih jauh baik.
Dalam kondisi sakit pun, MK kerap bolak-balik dari Jakarta ke kampung halamannya, di Kenagarian Gadur, Kecamatan Enam Lingkung ataupun rumah pribadinya, di Nagari Paritmalintang. Buktinya, setiap ada pesta kenduri di kampungnya, beliau selalu menyempatkan datang.

Bupati Padangpariaman H Ali Mukhni menyatakan, tidak menduga sama sekali kalau MK akan dipanggil Allah SWT. Banyak kenangan bersama MK saat dia menjadi wakil bupati. Apalagi saat itu, suhu politik sangat tinggi. Namun berkat kerja sama berdua dapat diselesaikan dengan baik.

”Salah satunya pro dan kontra perpindahan kantor Bupati Padangpariaman dari Kota Pariaman ke Nagari Paritmalintang. Berbagai isu datang dari segala sisi untuk memecah belah dirinya dengan Muslim Kasim, tapi kita berdua berhasil menaklukan,” ujarnya.
Wakil Bupati Suhatri Bur menyatakan, masyarakat khusus Padangpariaman sangat kehilangan. “Mari kita doakan beliau semoga amal ibdahnya diterima Allah SWT dan dosa-dosanya diampuni Allah SWT,” tambahnya.

Wali Nagari Paritmalintang H Syamsuardi mengaku, MK adalah sumado di Nagari Paritmalintang. Meski beliau urang sumando, tapi jasa-jasanya untuk kemajuan nagari sangat banyak. Salah satu contoh permindahan kantor bupati. “Kalau tidak beliau saat itu jadi Bupati Padangpariaman belum tentu kantor bupati pindah ke kesini,” ujarnya.

Pantauan POSMETRO di rumah duka terlihat, kepergian MK ke pangkuan maha penciptanya diiringi oleh ratusan pelayat. Mulai dari masyarakat bawah sampai ke tingkat tinggi. Buktinya, ratusan karangan bunga berjejer di rumah duka. (efa)

Exit mobile version