PADANG, METRO – Hampir 15 hari sosok tua Abdul Muis (60), tak pernah terlihat oleh warga di kawasan Padayo, Kelurahan Limau Manih Selatan, Kecamatan Pauh. Kamis (19/1) pagi, warga pun kaget, ketika mengetahui sosok Muis, ditemukan sudah membusuk di dalam gubuknya, di bukit Limau Manih, sekitar pukul 10.00 WIB.
Penemuan jasad Abdul Muis, warga Kambang, Pesisir Selatan yang sehari-hari berladang dan tinggal di dalam gubuk di atas bukit itu, membuat warga geger. Saat ditemukan, jasad korban dalam kondisi tergeletak miring kekanan, dan sudah mengeluarkan bau busuk. Mengetahui tersebut warga pun langsung melaporkan peristiwa penemuan mayat tersebut ke Polsek Lubukkilangan.
Penemuan mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh peladang, Mai Saiki (37), warga Nias yang sudah lama menetap di Padayo. Dalam perjalanannya menuju ladang, Mai Saiki selalu singgah di gubuk korban. Bau busuk menguar dari dalam gubuk
Curiga telah terjadi sesuatu, Mai Saiki kemudian mengetik pintu gubuk untuk itu, namun korban tidak juga menyahut.
Mai Saiki kemudian mendorong pintu gubuk hingga terbuka, ternyata kakek sebatang kara yang sehari-hari berladang di sana sudah terbujur kaku dengan kondisi tergeletak membusuk, bahkan jasadnya telah berbelatung. Mai Saiki mengatakan ketika pergi beladang, ia selalu bertemu dengan korban. Namun, sudah satu minggu korban tidak terlihat.
”Saya sudah 10 tahun kenal dengan korban. Ketika saya lihat tubuh korban sudah berulat, kulitnya juga sudah terkelupas membusuk. Korban tergeletak posisi miring, di lantai gubuk, seperti orang yang menahan sakit. Saya langsung kembali ke permukiman dan melaporkan kejadian itu ke warga,” kata Mai Saiki.
Aparat Polsek Lubukkilangan yang tiba di lokasi, langsung mengevakuasi korban. Jasad korban dimasukkan ke dalam kantong mayat.
Untuk mengevakuasi korban yang berada jauh dari permukiman dan kondisi jalan yang curam mendaki dan menurun, polisi kemudian meminta bantuan dari warga sekitar, Tim Reaksi Cepat (TRC) PT Semen Padang, dan PMI Padang untuk mengevakuasi mayat laki tua tersebut, dari atas bukit dan kemudian membawa jasad korban ke RS Bhayangkara Polda Sumbar untuk visum.
Sementara itu, Ketua RT Luki Majit (45) mengatakan, korban merupakan orang Pesisir Selatan, namun telah lama menetap di sini untuk berladang. Sejak istrinya meninggal, korban terus menyendiri di ladangnya dan tinggal di dalam gubuk.
“Kami memang khawatir. Biasanya korban rutin turun dari bukit, tapi dua minggu ini tidak ada kelihatan,” ujar Luki Majit.
Kapolsek Luki Kompol Ediwarman mengatakan, untuk menuju lokasi harus berjalan kaki sekitar satu jam, dan medan jalan sangat sulit dilalui karena harus mendaki dan menurun, dan untuk mengevakuasi korban pihaknya juga berkoordinasi dengan TRC Semen Padang dan PMI.
”Di lokasi kita menemukan korban sudah membusuk. Dan kita kemudian mengevakuasinya ke permukiman dan langsunh dibawa ke RS Bhayangkara. Diduga korban sudah meninggal sejak beberapa hari, karena kondisi tubuh sudah busuk,” ungkap Kapolsek.
Sementara Kapolsek Pauh Kompol Alwi Haskar, menyebut diduga meninggal akibat sakit yang diderita.
”Kita sudah bertemu keluarga, dan pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi yang dilenhkapi dengan surat pernyataan. Namun tetap akan dilakukan visum untuk kepentingan penyelidikan. Diduga korban sudah meninggal sejak 5 hari lalu, dan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Setelah dibersihkan oleh pihak rumah sakit, kita kemudian menyerahkan jasad korban kepada pihak keluarga untuk dikebumikan di Kiambang,” pungkasnya. (rg)
Komentar