SAWAHLUNTO, METRO–Lapas Narkotika Kelas III Kota Sawahlunto terus berupaya membina dan memberdayakan narapidana (warga binaan) kasus narkoba. Salah satu program unggulannya adalah pelatihan keterampilan kemandirian, seperti membatik, membuat batik ecoprint, pertukangan, pertanian, hingga otomotif. Beragam hasil karya warga binaan ini bahkan telah dipasarkan melalui berbagai pameran.
Lapas Narkotika Sawahlunto kini dikenal lewat produksi batik cap atau batik stempel dengan desain khas. Motifnya tidak sekadar indah, tetapi juga sarat makna simbol rantai melambangkan pekerja paksa tambang Ombilin tahun 1892, sedangkan kawat berduri jadi lambang lembaga pemasyarakatan itu sendiri.
Laman 1 dari 2















