Di sisi lain, dalam kesempatan yang sama, Kabid Kedaruratan Logistik BPBD Sumbar Fajar Sukma mengemukakan bahwa wawasan kebencanaan bagi para jurnalis sangat penting. Selain itu, masyarakat juga perlu dipersiapkan untuk wawasan dan mitigasi kebencanaan
“Kerugian pascabencana bisa diminimalisir jika persiapan prabencana dimantapkan. Kami tentu membutuhkan dukungan dari berbagai pihak dalam memperhatikan permasalahan kebencanaan di Sumbar. Karena itu, kami selalu gencar melakukan berbagai sosialisasi dan pelatihan kebencanaan serta penanganan pascabencana bagi masyarakat,” kata Fajar Sukma.
Dijelaskan Fajar Sukma, wilayah Sumbar masuk dalam zona risiko tinggi bencana, baik itu gempa bumi, longsor, banjir dan juga abrasi pantai. Di aspek bencana gempa bumi yakni dengan adanya potensi gempa megatrus yang berada di sepanjang pesisir pantai Sumbar.
“Lalu potensi gempa dari celah patahan atau sesar semangko yang membentang dari Kabupaten Solok, Solok Selatan, Padangpanjang hingga sampai pada kawasan ngarai Sianok,” ungkap Fajar Sukma
Dia melanjutkan, sebelumnya ada tujuh sesar semangko yang ada di Sumbar, namun pasca gempa di Pasaman Barat dan Pasaman beberapa waktu lalu, muncul satu lagi celah sesar semangko Talamau, sehingga kini jumlahnya ada delapan.
“Karena Sumbar sebagai etalase berbagai bencana, maka perlu dilakukan edukasi dan sosialisasi kebencanaan kepada masyarakat secara terus menerus. Jadi, agar sosialisasi dan edukasi serta penanganan pascabencana itu tersampaikan secara optimal pada masyarakat, peran dan support media dan stakeholder terkait sangat dibutuhkan,” ungkap Fajar Sukma. (fer)
















