Sementara Pelaksa Lapangan, PT. Bima Arjuna Prakarsa, Yunovri, mengatakan, pihaknya akan menampung semua keluhan dan saran dari masyarakat untuk kebaikan bersama.
“Mengenai beberapa orang pekerja yang tidak memakai sepatu dalam bekerja, maklum kami bekerja di jembatan yang berkecimpung dengan air. Mungkin saja dia melepas sepatunya, dan ini akan kami berikan arahan kembali kepada pekerja,” ungkap pria yang disapa Nopi.
Nopi menyatakan sebelumnya sudah menugaskan beberapa orang masyarakat yang digajinya sebagai sosialisasi atau mengarahkan pengguna jalan di beberapa titik, dengan maksud agar tidak terlanjur masuk ke jalan yang sedang di bangun jembatan itu.
“Kita sudah memberdayakan beberapa pemuda untuk mengarahkan jalan. Sehingga, setelah masyarakat sudah terbiasa dengan keadaan seperti saat ini, kami menarik pemuda-pemuda tersebut,” kata Nopi.
Sementara, Lurah Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah, Zulkarnaini, mengatakan, sebagai pelayan masyarakat, dia akan memahami dan mengupayakan apa yang menjadi keluhan yang disampaikan oleh masyarakat.
“Upaya yang kami lakukan adalah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pekerjaan ini, berupa tindakan, kami tidak bisa melakukannya. Ke ranah teknis kami tidak bisa masuk,” katanya.
Lanjutnya, dengan adanya dibantu tokoh masyarakat, permasalahan ini bisa diredam, dan kembali dikondusifkan, dari adanya aura-aura ribut tadi, pihaknya bisa tanggulangi dengan memberikan pembinaan terhadap masyarakat.
Dia juga menghimbau kepada masyarakatnya untuk tidak terprovokasi oleh satu pihak. Selain itu dia juga meminta kepada masyarakat untuk selalu menjaga kondusifitas di area pembangunan proyek tersebut.
“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga kondusifitas area proyek, kalau kontraktor lalai dalam pengerjaan proyek itu, maka dampaknya akan kembali kepada kontraktor itu sendiri,” ungkapnya.(cr2)




















