Pada bagian lain, pengamat kepolisian ISESS Bambang Rukminto menuturkan, kelalaian saat membersihkan senjata dari pernyataan Kabidhumas Polda Kaltara itu cukup janggal. Pasalnya, Brigpol Herlambang adalah anggota Brimob dalam satuan Gegana. Apalagi, dia memiliki masa kerja minimal delapan tahun. “Seharusnya sangat paham menggunakan dan mengamankan senjata,” tuturnya.
Membersihkan dan mengamankan senjata api merupakan kemampuan dasar yang diberikan kepada personel. Sebelum akhirnya mendapatkan izin menggunakan senjata api. “Prosedurnya sebelum membersihkan senjata api itu memastikan tidak ada peluru tertinggal,” paparnya.
Cara memastikan senjata tidak ada pelurunya dengan menembakkan ke atas udara beberapa kali. Prosedur semacam ini seharusnya menjadi kebiasaan bagi personel yang diberi izin membawa senjata api. “Apalagi bagi anggota Brimob, prinsip kehati-hatian ini penting mencegah insiden,” jelasnya.
Bambang menyebut, perlu evaluasi menyeluruh terhadap sistem kontrol dan pengawasan penggunaan senjata api. Evaluasi dan peningkatan pembinaan mental personel juga diperlukan. “Agar kasus tidak terulang,” urainya.
Yang paling penting, kepolisian harus terbuka mengusut penyebab kematian Brigpol Herlambang. Apakah benar kelalaian atau kesengajaan. “Keterbukaan ini penting untuk menjadi bahan evaluasi mendalam, tanpa keterbukaan sulit melakukan perbaikan,” terangnya.
Menurut Bambang, kepolisian harus memberikan pernyataan sesuai dengan SCI, hasil laboratorium forensik, dan otopsi. Hal itu diperlukan agar tidak timbul asumsi liar. “Kepolisian harus belajar dari kasus penembakan Brigadir Yosua,” jelasnya.
Sebagaimana diberitakan, Walpri Kapolda Kaltara Brigpol Setyo Herlambang ditemukan bersimbah darah di rumah jabatan Kapolda Kaltara. Herlambang berada di kamarnya sendirian dan di sampingnya ditemukan senjata api jenis HS-9 dengan nomor senpi HS178837. Senjata tersebut merupakan inventaris dinas.
Jenazah lantas dilakukan visum luar di Rumah Sakit Tarakan dan otopsi dilakukan di Semarang atas permintaan keluarga. Otopsi dilakukan di RS Bhayangkara pada Sabtu (23/9) dan jenazah dikebumikan di Semarang. (jpg)
















