Oleh: Reviandi
JELANG penetapan daftar Caleg sementara (DCS) di KPU, dua orang wakil kepala daerah di Sumatra Barat (Sumbar) sudah menyatakan pengunduran diri. Alasannya sama, mendaftar sebagai calon anggota legislatif atau anggota DPR atau DPRD. Menariknya, keduanya adalah wakil Bupati dari daerah dengan pemilih yang cukup besar di Sumbar.
Terakhir, yang memastikan diri mundur dari jabatan sebagai wakil Bupati Pesisir Selatan (Pessel) adalah Rudi Hariansyah. Dia dilantik mendampingi Bupati Pessel Rusma Yul Anwar sejak 26 Februari 2021 dan kini memutuskan berhenti. Rudi memilih jalur menjadi calon anggota DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN).
Rudi bertarung di daerah pemilihan (Dapil) Sumbar 1 yang salah satu daerahnya adalah Pessel. Selain itu ada Kota Padang, Mentawai, Padangpanjang, Tanahdatar, Sijunjung, Dharmasraya, Sawahlunto, Kota Solok, Solok Selatan dan Kabupaten Solok. Pessel sendiri punya pemilih yang hanya kalah dari Kota Padang di Dapil 1, Padang 666.117 sedangkan Pessel 380.622.
Menarik sebenarnya langkah yang diambil Rudi ini. Meski berstatus Ketua DPD PAN Pessel, sejatinya dia bukanlah murni politisi. Sebelum maju Pilkada Pessel 2020, Rudi masih berstatus karyawan BUMN, terakhir menjadi Kepala Cabang Kimia Farma Sumatra Barat. Saat Covid-19 melanda, Rudi sering terlihat aktif memberikan edukasi dan beragam masalah soal ketersediaan masker dan obat-obatan.
Barulah saat Pilkada, Rudi dijagokan Partai Gerindra dan PAN bertarung melawan incumbent Hendrajoni. Gerindra mengusulkan Ketua DPC Pessel Rusma Yul Anwar, sedangkan PAN memilih Rudi. SK sebagai ketua DPD PAN Pessel baru keluar setelah Rudi resmi dilantik. Sementara Rusma malah berpindah ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) setelah menjabat sekitar satu tahun.
Awalnya Rudi seperti sembunyi-sembunyi menyebut akan maju ke DPR RI. Namun belakangan, sejumlah posternya terlihat di beragam media sosial dan dia tak mengelak lagi. Rudi malah mengakui telah mengajukan pengunduran diri sebagai Wabup Pessel. Berharap proses pengunduran dirinya bisa selesai dalam Agustus 2023 agar proses pencalegannya lancar.
Klise saja, Rudi mengaku ingin maju sebagai Caleg DPR RI lantaran ingin berbuat lebih banyak untuk kampung halamannya dan bisa memasilitasi keinginan dan segala hal yang dibutuhkan oleh masyarakat Pessel. Banyak hal yang bisa ia perjuangkan di tingkat pusat, seperti pembangunan infrastruktur, kelautan dan lainnya.
Rudi menyebut tidak takut dengan banyaknya nama besar yang berasal dari Pessel kembali bertarung pada Pileg 2024. Seperti mantan Bupati Pessel Darizal Basir yang sudah tiga periode di DPR RI dari Partai Demokrat, Incumbent DPR RI dari NasDem Lisda Hendrajoni yang merupakan istri mantan Bupati Pessel Hendrajoni. Teranyar, ada nama anggota DPD RI Alirman Sori yang menyeberang ke DPR RI melalui PPP.
Bahkan, di internal PAN di Dapil 1 itu, Rudi juga akan menghadapi nama-nama besar. Seperti incumbent Athari Gauthi Ardi yang merupakan anak Bupati Solok Epyardi Asda. Athari pada 2019 lalu bisa mendapatkan sekitar 80 ribuan suara, nyaris menumbangkan Asli Chaidir yang beruntung duduk di kursi terakhir Dapil itu, kursi ke-8.
Nama lain adalah Moridean Asli Chaidir, anak dari Asli Chaidir, adik dari Wali Kota Padang Hendri Septa. Meski pendatang baru, Dean tentu sudah punya ‘basis’ minimal dari bapak dan kakaknya. Dean juga sudah mulai memasang alat peraga yang banyak dan besar di Kota Padang, dan sejumlah daerah lainnya. Sepertinya Asli Chaidir serius dalam “mewariskan” kursi kepada anaknya itu.