PADANG, METRO–Viralnya video seorang perempuan menggunakan baju hazmad atau Alat Pelindung Diri (APD) membagikan lembaran hasil sweb kepada penumpang di dalam sebuah bus bertulisan Jurusan Jurusan Padang-Pariaman-Bukittinggi-Padang Panjang-Payakumbuh akhirnya ditangani pihak Kepolisian Polres Lampung.
Peristiwa teresebut ternyata diketahui terjadi disebuah are ajalan tol, tepatnya di KM 33 Rest Area Kalianda, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, pada Jumat 23 Juli 2021.
Video viral dengan narasi ‘Jual Hasil Swab di Bus Harga Rp 90 Ribu’ itu viral sejak Senin (26.7) dan sempat membuat heboh warga net, khsusunya warga Sumatra Barat.
Awalnya, dalam video tersebut belum diketahui dimana lokasi peristiwanya, namun adanya tulisan di kaca bus jurusan Padang-Pariaman-Bukittinggi-Padang Panjang-Payakumbuh.
Kabid Humas Kombes Pol Satake Bayu, Selasa (27/7), mengatakan sudah mengetahui dan sudah mendapatkan dan melihat video viral tersebut.
Dia membenarkan bahwa bus yang ada dalam video itu memang berasal dari Sumatra Barat, namun dia memastikan kejadiannya berada di luar Provinsi Sumbar.
“ Busnya memang berasal dari Sumbar, tapi kejadiannya bukan di Sumbar. Kejadian dalam video itu di daerah Lampung Selatan. Di jalan tol. Kalau Sumbar kan tidak ada jalan tolnya. Saat ini kasusnya sedang ditangani Polres Lampung” ungkapnya.
Dalam video itu, seorang perempuan menggunakan APD atau baju hazmad warna putih terlihat membagikan hasil tes swab kepada penumpang bus dengan harga Rp 90 ribu.
Belum adanya keterangan jelas terkait video tersebut saat itu, menimbulkan berbagai spekulasi dari warga net. Bahkan ada yang mengira itu adalah bisnis swab palsu. Akibatnya berbagai tanggapan pun dituangkan dalam kolom komentar.
Dalam video berdurasi 13 menit, 12 detik itu, si petugas berdiri membelakangi kaca depan bus sembari memanggil nama masing-masing penumpang yang tertera dalam lembar hasil swab tersebut.
Tidak diketahui jumlah penumpang dalam bus tersebut. Namun dari tayangan, bisa dilihat bahwa bus itu terisi penuh. Dari rekaman video, juga tampak di kaca depan bus tertulis jurusan Padang-Pariaman-Bukittinggi-Padang Panjang-Payakumbuh.
Yang membuat aneh, ketika pembuat konten menanyakan siapa namanya, petugas perempuan itu tak bersedia menjawab. Malah, ia memilih diam sambil melayani penumpang lain.
Dalam rekaman itu juga terdengar beberapa kalimat percakapakan antara pembuat video dengan perempuan tersebut.
“Bayar berapa itu, Bu? tanya pembuat video ini, “90 ribu, Pak,” jawab perempuan itu sembari menerima uang dari penumpang yang membeli hasil swab palsu tersebut. “Itu dikasih jangka waktu atau…? tanya sang pembuat video kepada perempuan itu lagi. “24 jam, Pak,” jawabnya.
Viral dan banyaknya spekulasi dari masyarakat dalam menanggapi video itu, pihak kepolisian pun akhirnya menindaklanjuti peristiwa itu. Setelah mendapatkan identitas pembuat video, Polres Lampung Selatan akan melakukan pemeriksaan terhadap sipembuat video.
“Nah ini yang sedang kita panggil. Ini kan warga Jambi nih, atas nama Khoironi. Kita mau panggil kenapa seperti ini,” tutur Kapolres Lampung Selatan AKBP Edwin dilansir dari Liputan6.com, Selasa (27/7).
Menurut Edwin, pemeriksaan di lapangan menunjukkan bahwa klinik Assalam Medical Centre 3 bekerjasama dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda) dan pihak terkait lainnya memang membuka jasa pelayanan swab antigen Covid-19 di KM 33 Rest Area Kalianda dengan biaya Rp90 ribu.
“Kalau yang bersangkutan menyatakan pada waktu itu ‘Pak saya tidak dilakukan rapid antigen, tidak dicolok hidung saya’, artinya kan yang bohong dari klinik itu. Sementara itu kita dapat keterangan dari klinik itu,” jelas dia.
Edwin memastikan, pihaknya akan tetap melakukan pemeriksaan sesuai yang dibutuhkan penyidik. Hal tersebut demi mendapatkan informasi yang berimbang.”Sementara yang ada, yang kita temukan faktanya seperti itu,” Edwin menandaskan.
Edwin menuturkan bahwa peristiwa yang terjadi tidak sesuai dengan narasi yang disampaikan dalam video yang viral tersebut. “Itu video sepotong,” tutur Edwin.
“Setiap penumpang yang telah dilakukan rapid test langsung naik ke atas bus menunggu hasilnya, dan setelah hasilnya keluar dan dibuatkan surat keterangan, petugas rapid membagikan surat keterangan kepada para penumpang yang nonreaktif atau negatif, sambil meminta biaya pemeriksaan, dan apabila para penumpang ditemukan ada yang reaktif atau positif, maka penumpang tersebut dipanggil dan diarahkan oleh petugas agar tidak melanjutkan perjalanan,” kata Edwin. (hsb)