Saat ini banyak orang pintar dan cerdas secara sain namun adab dan akhlaknya terkontaminasi oleh perkembangan dunia digital yang negatif. “ tambah Sekda.
Ny Yenni Andri Warman selaku Penasehat sekaligus Plt Ketua Bundo Kanduang Kabupaten Agam menuturkan bahwa dengan adanya kegiatan ini bertujuan mengingatkan kembali bahwa setiap pakaian baju basiba itu merupakam ciri-ciri tertentu yang tidak jauh dari pengertian/larangan sumbang duo baleh, diantaranya yaitu adanya basiba, bakikiak, berbelah sedikit di depan, tidak memakai resleting, tangan baju lurus, longgat, panjangnya di bawah lutut , dan lain-lain.
“Lomba baju basiba ini kita pastikan nanti peserta menampilkan baju kuruang basiba tradisional yang mempedomani larangan sumbang duobaleh,” jelasnya. Diketahui kriteria penilaian dari lomba Baju Kuruang Basiba yaitu Keserasian, tata rias (make up), dan Penampilan.
Sementara penilaian lomba memasak diantaranya pertama persiapan pemasak, alat dan bahan, serta kebersihan, kedua pengolahan dan kekompakan tim, ketiga penyajian, dan keempat kemampuan menyampaikam keunggulan masakan yang disajikan. Yenni juga mengungkapkan dari lomba memasak olahan ikan secara tradisional juga menjadi upaya Bundo Kanduang mendukung program Penurunan Stunting yang sedang digencarkan pemerintah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam Drs Isra MPd Dt Bandaro menyampaikan juga dengan diadakannya festival ini nantinya bundo kanduang, generasi muda dan masyarakat Kabupaten Agam dapat mengembangkan, mewarisi, dan melestarikan budaya minang yg ada di Luhak Agam.
Diharapkan juga karakter peserta didik terbentuk sesuai dengan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah dan dapat mengimplementasikan nilai nilai budaya seperti kato nan ampek dalam kehidupan sehari hari”, harapnya. (pry)




















